"Ntar lagi juga bubar tuh gereja!"
"Serius, dia udah gak di sana lagi? Terus lu ngapain di situ terus?"
Saya jawab pertanyaan itu satu per satu dengan senyum dan wajah meyakinkan. Ternyata menurut ilmu filsafat, pertanyaan bukanlah sekadar untuk mendapatkan informasi. Tiap tindakan pasti punya makna, apalagi yang dilakukan oleh manusia. Saya tahu makna pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selain mengecilkan keberadaan gereja saya, pertanyaan-pertanyaan itu juga mengindikasikan sesuatu yang lebih besar lagi. Arti sebuah gereja.
Lumrah jika seseorang berpikir sudah 12 tahun dan jemaat tidak bertambah, bahkan menyusut, sebagai gereja gagal. Lumrah, tetapi tidak rohani. Dan sama sekali tidak seperti yang dimaksudkan oleh kumpulan orang-orang Kristen mula-mula. Alkitab menceritakan bahwa gereja mula-mula berkumpul tiap-tiap hari, membagi-bagikan makanan, saling menegur, dan membangun. Tidak disebutkan jumlah mereka. Tuhan menambahkan bilangan dalam jemaat tersebut. Inget ya, Tuhan loh yang menambahkan, bukan karena iming-iming tertentu.