Dari dulu, gue gak pernah punya banyak teman. Kenalan banyak, teman sedikit. Jadi gue bersyukur dan menghargai pertemanan. Gue sering menganggap teman gue itu saudara gue. Emang gak semua hal gue ceritakan ke teman gue. Itu juga ada alasan kuatnya, terutama untuk menjaga perasaan teman gue. Masalahnya, belakangan gue merasa bertepuk sebelah tangan. Gue menganggap dia saudara, dia gak anggap gue saudara. Belakangan gue sering berpikir, kok bisa ya? Ujung-unjungnya, gue berkesimpulan, tidak ada yang abadi di dunia ini, bahkan pertemanan.
Kemarin itu, gue menyimpan kemarahan. Di kepala gue ada adegan memaki orang itu dan berjanji untuk tidak lagi berurusan dengan orang itu. Tuhan tahu gue sangat marah. Gue benci dengan orang dewasa yang kekanak-kanakan dalam pemikiran dan perbuatan. Dia memperlakukan gue seolah-olah tidak pernah ada hubungan di antara kami, tanpa penjelasan. Orang dewasa itu teman gue. Saudara gue. Gue marah, sekaligus sedih.