Kalau lagi ada pikiran berat yang cenderung banget, saya kurang bisa menceritakannya dengan orang lain. Semua hal bisa saya ceritakan sebenarnya, tetapi saya tidak akan berharap penyelesaian secara batin jika dibicarakan dengan orang lain. Saya tidak tahu kapan kebiasaan ini dimulai. Saya akan berjalan kaki dalam jarak yang jauh sambil berbicara kepada Tuhan dan diri sendiri. Ketika saya belum mendapat kabar Papa meninggal dunia, jiwa saya sudah merasa sedih, galau duluan. Saya berjalan keliling mal di Bandung, tanpa tujuan, dan membeli sepasang anting. Di dalam hati, saya mengatakan sepasang anting ini akan saya pakai pada penguburan Papa. Entah bagaimana saya mendapatkan perasaan itu, dan memang setiba di wartel, saya mendapat kabar Papa meninggal dunia. Sekarang, saya tidak tahu keberadaan sepasang anting itu.
Semalam, saya mengulangi 'ritual' berjalan jauh. Kali ini karena saya sangat sedih dengan keadaan seorang teman baik yang tidak bisa dibantu karena dirinya menolak dibantu padahal sudah diusahakan sebelumnya. Saya juga sedih dengan teman lain yang memiliki masalah dengan universitas sehingga tidak dapat meneruskan hingga sidang, untuk saat ini. Saya tahu perjuangan teman yang mengerjakan tesis ini, saya menyesalkan keadaan yang menimpa dia. Saya menyesalkan kedua teman saya ini, dan berpikir-pikir apa yang salah.