Park Si-On, dibantu oleh direktur rumah sakit Sungwon Univerity, dr. Choi Woo-Seok, akhirnya diterima bekerja di situ. Dr. Si-On mendapatkan kesempatan 6 bulan masa percobaan dengan taruhan pengunduran diri dr. Choi jika ternyata gagal. Tujuan mulia yang dimiliki dr. Si-On dan didukung oleh kejeniusannya mendiagnosa tidak membuatnya menjalani masa percobaan itu dengan mulus. Dia harus berusaha menjadi seorang 'dokter' dan bukannya robot seperti yang dikatakan oleh dr. Do Han.
Seperti dr. Yoon-Seo, sahabat dr. Si-On, gue juga bingung apa maksudnya menjadi 'dokter'. Menurut gue, semua yang dilakukan oleh dr. Si-On udah bener banget, bahkan di luar ekspektasi dalam arti yang baik. Gue merasa dr. Si-On diperlakukan tidak adil oleh hampir semua rekannya di departemen anak. Ternyata oh ternyata, tidak sesederhana itu dunia ini bergerak. Intinya sih, sebatas otak gue mencerna ya, dr. Si-On harus tahu prosedur, dan meskipun keputusannya benar dan tepat tetapi jika tidak sesuai prosedur, ya, tetap salah. Dan, ada aja orang-orang seperti dr. Do Han yang belum bisa memisahkan antara pekerjaan dan masalah pribadinya. Dia berusaha memulangkan dr. Si-On dan 'memaksa' untuk menjadi orang biasa-biasa saja karena trauma dengan kematian adiknya.
Menyebalkan sih, menurut gue. Lu dipaksa pilih antara yang seharusnya dan yang prosedural. Lu dipaksa memenuhi agenda pribadi atasan lu. Menyebalkan banget, cuma kalau mau bertahan, lu harus pandai 'bermain' di antara kedua hal ini. Lama-lama, lu bisa menjadi seperti orang-orang yang cari aman saja, tidak lagi peduli dengan tujuan mulia. Dan, inilah yang terjadi di lingkungan gue. Pilihannya cuma "you stay and fight the good fight, and the rest might not be happy with you, and you might be lose somewhere during the battle" or "you leave all behind and start a new life, forget all that makes your life miserable".
Pagi ini, gue mendengarkan Firman Tuhan dari Matius 26:42, jadilah kehendak-Mu! Pertanyaan yang diajukan pagi ini, langsung ke hati gue, apakah masalah membuatmu menjauh dari Allah dan mencari jalan keluarmu sendiri? Apakah kamu menginginkan kehendak Allah saja yang terjadi sebagai akhir dari masalahmu? For now, I need to think and examine my heart. Gue jadi cenderung sibuk ama jalan keluar gue sendiri dan menyalahkan diri karena terlibat dalam 'peperangan' ini. Hati gue tidak mencari Tuhan :( Pertanyaan yang kedua, certainly not. I must repent.
No comments:
Post a Comment