“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah
murid-muridKu, yaitu jika kamu saling mengasihi”.
Lukas 23:34
Baiklah, saya mengaku saya tidak
selalu jadi orang yang menyenangkan buat orang lain. Namun, seperti kalian
juga, saya sering menilai orang lain buruk hanya karena satu sikap yang kurang
menyenangkan seperti yang saya alami beberapa hari yang lalu. Teman yang bisa
disebut teman akrab saya, muncul di gereja dan menyalami saya seperti tidak
dari dalam hati. Kata teman yang lain, mungkin teman ini sedang ada masalah.
Saya bisa memahami hal tersebut.
Sebelumnya, ada teman lain lagi
bersaksi dirinya ditegur oleh Tuhan. Persoalannya, dia tidak mau membuka
rumahnya untuk tamu-tamu tetangganya yang datang melayat. Ya, teman saya itu
mengaku tidak ingin membuka rumahnya dengan sengaja karena tidak mau terganggu.
Dia bahkan menutup jendela seakan-akan tidak ada orang di rumah. Saat dia
mengintip dari balik jendela, ternyata tetangga lain yang bukan Kristen membuka
halaman bahkan rumahnya untuk tempat parkir dan para tamu tetangganya yang
sedang berduka.
Saat itu juga, Roh Kudus menegur
teman saya yang bersaksi ini. “...jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga." (Matius 5:20). Teman saya
ini ketakutan dan langsung minta ampun. Segera saja, ia membuka gorden, halaman
dan rumahnya. Sampai-sampai seorang nenek menumpang tidur di kamarnya, ia
mengijinkannya. Kami semua tertawa mendengarkan kesaksian ini.
Saya berpikir tentang Kristus.
Dia pribadi yang hangat. Mungkin kalau Dia hidup di jaman ini, Dia akan
memandang pengikutNya dengan kasih mesra, kasih yang besar. Saya pikir
imajinasi saya ini tidak salah. Meskipun banyak kali pengajaranNya keras,
tetapi pekerjaanNya selalu didorong karena belas kasihan. Lihat saja
mujizat-mujizat yang dilakukanNya, bukankah atas dasar belas kasihan melihat
penderitaan orang lain? Dia tidak pernah menolak siapapun yang datang padaNya.
Saya prihatin dengan tubuh
Kristus yang mulai dingin kasihnya terhadap satu sama lain. Mungkin soal cara bersalaman,
soal sepele. Namun sikap ini sudah cukup menggambarkan penting atau tidaknya
orang yang diajak bersalaman. Jika kita diajak bersalaman dengan presiden,
biarpun hati sedang kesal, tentu cara bersalaman kita akan berbeda. Mengapa?
Karena kita menganggap presiden itu orang penting. Kita segera akan mengatasi
perasaan-perasaan tidak enak yang sedang menguasai hati kita dan berusaha
menyambut uluran tangan si presiden dengan semangat dan wajah senyum sumringah.
Saya tidak sedang menganjurkan
agar kita saling memakai topeng, selalu tersenyum. Tidak, bukan begitu. Kita
semua ingin bertumbuh dalam Kristus, bukan? Menjadi serupa dengan Dia. Lalu
bagaimana kita tidak mulai belajar dari cara Yesus Kristus memandang orang lain? Budaya bersalaman
mungkin tidak umum di sana tetapi saya yakin Yesus akan menggunakan segala bahasa
tubuh yang menunjukkan Ia sangat bersemangat dengan murid-muridNya karena Ia
menganggap mereka penting. Ia mengasihi mereka dengan kasih mesra.
Pernahkah melihat pasangan
kekasih yang sedang berkasih-kasihan dengan mesra? Cara mereka memandang sudah
berbeda. Dan kalau tidak ada penghalang, tidak mungkin juga mereka duduk
berjauhan. Tidak mungkin tidak keluar kata-kata pujian dari mulut satu sama
lain. Apakah mereka sedang memasang topeng? Saya pikir, tidak. Semuanya
berlangsung secara alami, tidak harus bersusah payah melakukannya karena semua
itu lahir dari hati yang sedang jatuh cinta. Kasih mesra itu selalu tampil
dalam bentuk sikap yang hangat.
Saya pun bukan orang yang
ekspresif. Sulit bagi saya untuk mengungkapkan dalam bentuk kata-kata atau sentuhan
hangat meskipun orang yang saya kasihi selalu hadir di dalam pikiran saya. Ini ayat yang selalu mengingatkan saya untuk tidak mengikuti perasaan dan memperlakukan orang lain sesuai perasaan hati saya.
Efesus 4:32 -- Tetapi hendaklah kamu RAMAH seorang terhadap yang lain, penuh KASIH MESRA dan SALING MENGAMPUNI, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Marilah kita saling menunjukkan kasih mesra pada sesama kita dengan seluruh bahasa tubuh yang pantas dan tidak melanggar etika kesopanan.
No comments:
Post a Comment