Gue baru aja nonton film Perancis judulnya The Intouchable. Di akhir cerita, ada kisah
selanjutnya persahabatan dua tokoh utamanya. Jadi, ceritanya berdasarkan kisah nyata. Kalau mau tahu kira-kira jalan
ceritanya, lihat di sini.
Awalnya, gue nonton film Perancis karena pengen meningkatkan kemampuan
mendengarkan percakapan dalam bahasa itu. Kalau gak ada terjemahannya, gue
masih kagok menangkap isi pembicaraannya karena mereka ngomong cepat. Gerak
bibir mereka ketika berbicara dalam bahasa itu seksi, siapapun orangnya. Semua
orang diakui memiliki sisi menarik.
Mereka tuh menganggap semua orang seksi. Persoalan hubungan
intim itu biasa aja, sama seperti kebutuhan makan. Mereka tidak mempersoalkan
usia, ukuran tubuh ataupun gender. Kebanyakan mereka tidak terlalu peduli
menikah atau tidak, asalkan tetap mendapatkan pemenuhan kebutuhan itu. Bahkan
di film-film yang diperuntukan untuk anak-anak, tampilan keseksiannya gak
dihilangkan. Di film yang baru gue tonton, meskipun tidak ada adegan hubungan
intim, pembicaraan ke arah situ tetap ada.
Ide film Perancis itu jarang yang mainstream. Pertama kali kamu nonton, pasti agak bingung. Tetapi
kalau diikuti baik-baik, isi ceritanya sebenarnya sederhana. Aliran ceritanya
tidak terburu-buru, tapi kamu gak akan kecewa mengikutinya karena ada
kejutan-kejutan menarik di akhir ceritanya. Gue suka dengan film-film Perancis, sangat
manusiawi, tetap menarik, humanis dan berkelas. Menurut gue, gak berlebihanlah
kalau Perancis dikenal sebagai negara seni. Gue aja yang gak terlalu punya cita
rasa seni yang tinggi bisa menikmati karya-karya mereka.
Orang Perancis mengusahakan kebahagiaan dan perdamaian di
dunia yang fana ini. Terlihat dari cara sutradaranya menampilkan adegan-adegan
tenang, sederhana namun ada pesan yang disampaikan. Filmnya menekankan pada
kekuatan kata-kata yang dipakai oleh masing-masing pemainnya. Saat menonton
film-film Perancis, gue gak merasa mereka bule yang tinggal jauh. Persoalan
yang mereka hadapi sama dengan kenyataan gue sehari-hari.
Gue juga suka cara orang Perancis memperlakukan orang-orang
tua, cacat, dengan kata lain, orang-orang yang berbeda secara fisik. Mereka memperlakukan
temannya yang berbeda warna kulit sangat wajar. Mereka benar-benar menghayati
bahwa manusia semua diciptakan sama. Gue sekarang tahu kenapa gue suka bahasa
Perancis. Au fond de mon coeur, je veux
vivre en Francaise. Je ne sais pas comment ou quand. Ou, peut-etre, c’est seulement
une reve pour moi. Mais, je me suis engage a ne pas y vivre comme une femme
celibataire. Le tentation est trop.
Jangan cepat berkesimpulan bahwa gue setuju dengan cara
hidup mereka. Tidak. Meskipun adegan di film itu happy ending, keduanya menemukan pasangannya, semua itu hanya
ilusi. Gue melihat kesia-siaan yang besar di dalam hidup mereka. Orang Perancis
butuh Juru Selamat. Orang-orang baik ini butuh Yesus Kristus. Kebaikan mereka
tidak dapat menyelamatkan sampai ke akhirat. Kebahagiaan yang mereka cari ada
di dalam Yesus Kristus. Perdamaian yang mereka usahakan, ada di dalam Yesus Kristus,
Raja Damai. Je prie pour vous.
No comments:
Post a Comment