Tuesday, April 29, 2014

Puisi Absurd

Terhuyung-huyung aku menapaki jalanan
Kupikir-pikir tidak ada yang salah semalam
Semua berjalan seperti biasa
Normal...mal...mal

Pagi ini yang abnormal mal mal
Merasa sendiri di tengah keramaian
Serasa jiwa belum menyatu dengan raga
Tertinggal di tempat semalam
Aku bertahan tidak menyerah
Kupingku berdenging, kepalaku nyut-nyutan sebelah kiri
Perkataanku semrawutan
Membuat orang lain memicingkan mata, mengerutkan dahi

Nanar mataku menatap tabung bersinar di depanku
Kumainkan jemariku di atas huruf-huruf timbul
Aku pun memicingkan mata, mengerutkan dahi
Bertahan tidak memelukmu

Aku menyerah, aku menyerah
Baumu, harummu membangunkan kesadaranku
Berlari aku secepat yang aku mampu
Mengisi cangkirku dengan kopi cappucino

No comments:

Post a Comment

Kita - Kami

Zaman sekarang kita - kami seringkali dipakai secara bergantian. Padahal kedua kata ganti orang ini memiliki makna yang sama sekali berbeda....