Monday, October 7, 2013

Kasih Mesra



“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jika kamu saling mengasihi”. 
Lukas 23:34

Baiklah, saya mengaku saya tidak selalu jadi orang yang menyenangkan buat orang lain. Namun, seperti kalian juga, saya sering menilai orang lain buruk hanya karena satu sikap yang kurang menyenangkan seperti yang saya alami beberapa hari yang lalu. Teman yang bisa disebut teman akrab saya, muncul di gereja dan menyalami saya seperti tidak dari dalam hati. Kata teman yang lain, mungkin teman ini sedang ada masalah. Saya bisa memahami hal tersebut. 


Sebelumnya, ada teman lain lagi bersaksi dirinya ditegur oleh Tuhan. Persoalannya, dia tidak mau membuka rumahnya untuk tamu-tamu tetangganya yang datang melayat. Ya, teman saya itu mengaku tidak ingin membuka rumahnya dengan sengaja karena tidak mau terganggu. Dia bahkan menutup jendela seakan-akan tidak ada orang di rumah. Saat dia mengintip dari balik jendela, ternyata tetangga lain yang bukan Kristen membuka halaman bahkan rumahnya untuk tempat parkir dan para tamu tetangganya yang sedang berduka.
Saat itu juga, Roh Kudus menegur teman saya yang bersaksi ini. “...jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga." (Matius 5:20). Teman saya ini ketakutan dan langsung minta ampun. Segera saja, ia membuka gorden, halaman dan rumahnya. Sampai-sampai seorang nenek menumpang tidur di kamarnya, ia mengijinkannya. Kami semua tertawa mendengarkan kesaksian ini.

Saya berpikir tentang Kristus. Dia pribadi yang hangat. Mungkin kalau Dia hidup di jaman ini, Dia akan memandang pengikutNya dengan kasih mesra, kasih yang besar. Saya pikir imajinasi saya ini tidak salah. Meskipun banyak kali pengajaranNya keras, tetapi pekerjaanNya selalu didorong karena belas kasihan. Lihat saja mujizat-mujizat yang dilakukanNya, bukankah atas dasar belas kasihan melihat penderitaan orang lain? Dia tidak pernah menolak siapapun yang datang padaNya. 

Saya prihatin dengan tubuh Kristus yang mulai dingin kasihnya terhadap satu sama lain. Mungkin soal cara bersalaman, soal sepele. Namun sikap ini sudah cukup menggambarkan penting atau tidaknya orang yang diajak bersalaman. Jika kita diajak bersalaman dengan presiden, biarpun hati sedang kesal, tentu cara bersalaman kita akan berbeda. Mengapa? Karena kita menganggap presiden itu orang penting. Kita segera akan mengatasi perasaan-perasaan tidak enak yang sedang menguasai hati kita dan berusaha menyambut uluran tangan si presiden dengan semangat dan wajah senyum sumringah. 

Saya tidak sedang menganjurkan agar kita saling memakai topeng, selalu tersenyum. Tidak, bukan begitu. Kita semua ingin bertumbuh dalam Kristus, bukan? Menjadi serupa dengan Dia. Lalu bagaimana kita tidak mulai belajar dari cara Yesus Kristus  memandang orang lain? Budaya bersalaman mungkin tidak umum di sana tetapi saya yakin Yesus akan menggunakan segala bahasa tubuh yang menunjukkan Ia sangat bersemangat dengan murid-muridNya karena Ia menganggap mereka penting. Ia mengasihi mereka dengan kasih mesra.
Pernahkah melihat pasangan kekasih yang sedang berkasih-kasihan dengan mesra? Cara mereka memandang sudah berbeda. Dan kalau tidak ada penghalang, tidak mungkin juga mereka duduk berjauhan. Tidak mungkin tidak keluar kata-kata pujian dari mulut satu sama lain. Apakah mereka sedang memasang topeng? Saya pikir, tidak. Semuanya berlangsung secara alami, tidak harus bersusah payah melakukannya karena semua itu lahir dari hati yang sedang jatuh cinta. Kasih mesra itu selalu tampil dalam bentuk sikap yang hangat. 

Saya pun bukan orang yang ekspresif. Sulit bagi saya untuk mengungkapkan dalam bentuk kata-kata atau sentuhan hangat meskipun orang yang saya kasihi selalu hadir di dalam pikiran saya. Ini ayat yang selalu mengingatkan saya untuk tidak mengikuti perasaan dan memperlakukan orang lain sesuai perasaan hati saya. 
Efesus 4:32 -- Tetapi hendaklah kamu RAMAH seorang terhadap yang lain, penuh KASIH MESRA dan SALING MENGAMPUNI, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu

Marilah kita saling menunjukkan kasih mesra pada sesama kita dengan seluruh bahasa tubuh yang pantas dan tidak melanggar etika kesopanan.
                                                                                                                                                           


No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...