Monday, October 19, 2015

Kesempatan

Seperti biasa, saya 'kabur' dulu ke koridor depan karena ruangan kerja saya akan dibersihkan. Debu yang melayang-layang di udara membuat tenggorokan dan pernafasan saya terganggu. Sambil duduk dan membaca koran, saya menunggu. Saat koran saya yang saya pegang sudah selesai saya baca, saya hendak masuk ke ruangan untuk mengambil yang baru. Dari kejauhan, saya melihat, Ibu Warni, salah satu pekerja bersih-bersih, membuka-buka buku, yang saya tahu pasti, itu buku resep masakan.

Saya hentikan langkah. Saya berbalik ke kursi panjang yang saya duduki tadi. Saya tidak ingin 'mengganggu' Ibu yang sedang membaca. Hati saya miris. Di sela-sela pekerjaannya, si Ibu masih mencuri waktu membaca. Sebetulnya bukan kali pertama ini, saya mendapati si Ibu membuka-buka buku dan majalah. Hanya saja, kali ini, saya memandang sambil berpikir.

Kesempatan.

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...