Monday, November 16, 2015

Fotografi

Fotografi berarti melukis dengan cahaya. Saya suka melihat foto karena memang seperti kata orang, a picture speaks a million words. Saya bersyukur beberapa kali ditugaskan untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa istimewa di tempat kerja. Meskipun banyak dari foto yang gagal, entah karena tidak fokus, kurang pencahayaan, atau pun sebab lainnya, beberapa foto bagus saya juga dipakai untuk keperluan publikasi. Saya suka melihat hasil foto saya terpampang di suatu tempat. Inilah yang membuat saya membuka beberapa buku fotografi dan mencoba mengerti. 

Bermain
Pembaca setia
Selesai pinjam
Meja kerja
Ouchh!!!

Tuesday, November 10, 2015

Cuma Becanda

Ada temen saya bilang, kalau kita semakin tua (baca: berumur :p) maka kita akan semakin mudah tersinggung. Saya tidak setuju dengan pendapat ini. Orang yang mudah tersinggung itu orang bodoh seperti yang ditulis di kitab Pengkotbah 7:9, "Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh." Dibandingkan pada saat saya masih muda, saya akui memang saya lebih serius menanggapi omongan yang dikategorikan sebagai "cuma becanda".

Cuma becanda, woy, gak usah serius amat!!!

Pernah seorang kenalan saya, pria, sudah menikah, menanyakan kabar saya lewat facebook. Agak segan menjawab, saya mengetikkan kalimat singkat untuk menanggapi. Beberapa kali orang itu menanyakan kabar saya sampai bingung apa maksudnya. Lalu, pada saat saya sedang makan bersama teman, dia melakukan hal yang sama lagi. Kali ini saya jawab segera. Dia tanya saya sedang apa, lalu saya jawab sedang makan bersama teman. Dan, dia melontarkan 'becandaan', "I'm also hungry and you are not inviting me and eating alone hahaha." Saya jadi bingung. Lah, emang lu siapa gue tawar-tawarin? Lu minta aje sono ama isteri lu. Bukan kalimat itu yang saya keluarkan sebagai jawaban. Saya berusaha sopan. You wife must cook meal more delicious than the meal I'm eating now. Lalu, dia jawab, "oh haha, I was just saying for fun!" Dalam pikiran saya, "Gigi lu for fun!"

Monday, November 9, 2015

Gratifikasi

Beberapa hari yang lalu, seorang teman saya mengajak makan bersama. Di benak saya, makan bersama itu artinya bayar bersama. Setelah makan, ternyata teman saya menolak uang yang saya keluarkan. Dan, hal ini terjadi beberapa kali. Sampai-sampai saya bertanya-tanya, kenapa musti seroyal itu? Bukannya menolak kebaikan orang lain, tetapi bagaimana menjelaskannya. Setelah mendapatkan kata gratifikasi ini, saya seperti mendapatkan pembenaran atas pertanyaan di kepala.


Gratifikasi berarti memberi sebagai ucapan terima kasih; berasal dari kata gratitude. Mungkin pemberinya memberi dengan tulus hati, tetapi lebih sering sebagai sarana untuk 'menempelkan' ingatan akan kebaikan si pemberi. Itulah sebabnya kata ini menjadi salah satu poin penyelidikan KPK untuk mengusut suatu kasus korupsi. Katanya sih "pemberian", tetapi pada kenyataannya, tidak gratis. Selalu ada kepentingan untuk "memuluskan jalan".

Saul, raja pertama Israel juga melakukan tindakan gratifikasi ini. Tidak tanggung-tanggung, ia melakukannya kepada Tuhan. Di 1 Samuel 15, Tuhan memerintahkan Saul untuk menumpas tidak hanya manusia, tetapi ternaknya juga. Entah apa yang terlintas di pikiran Saul, ia hanya menumpas rakyat dan ternak-ternak yang buruk. Rajanya ditangkap hidup-hidup, ternak-ternak yang baik untuk serta barang-barang berharga diambil. Alasannya, semua itu akan 'dipersembahkan kepada Tuhan'.

Apakah Tuhan senang dengan 'gratifikasi' Saul?

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...