Thursday, February 27, 2014

KUHP, KPK, Parpol : Ulasan Setahi Kuku

Semalam, saya nonton TV, sebuah diskusi soal KUHP kontroversial yang dianggap menjebak KPK. Pagi ini, saya baca di Tempo soal KPK tuding SBY punya kepentingan politik. Saya ikut-ikutan berpendapat secara intern (cuma ada rekan kerja saya) kepada rekan sekerja saya mengenai persoalan ini. Biasalah, kalau saya sedang mood, pendapat-pendapat saya jadi (lumayan) bagus, menurut saya. Jadilah posting ini diterbitkan. Padahal dari tadi saya rencana posting tulisan lain loh. 

Sebelum masuk ke pembahasan, saya sedikit beri tahu alasan saya suka politik. Pertama, saya lulusan ilmu politik. Kedua, mama saya tidak pernah nonton sinetron. Beliau pegang remote, tetapi berbeda dengan mama kebanyakan, beliau lebih suka nonton debat capres, pengacara, informasi kebanjiran, kebakaran, kriminalitas. Saya cinta damai, oleh sebab itu, saya suka 'mengiba-iba' agar pindah ke channel film saja. Sembilan puluh sembilan persen permintaan saya ini ditolak. Akhirnya saya belajar menerima kenyataan dan bahkan 'agak' suka dengan tema-tema politik di layar televisi. 

Tuesday, February 25, 2014

Guci itu Pernah Pecah

Dea baru saja akan keluar untuk menemui teman-temannya di sebuah mal ketika matanya tertumpu pada pecahan keramik yang berserakan di lantai ruang tamunya. Langkahnya terhenti, pikirannya bercabang. Terus melanjutkan perjalanannya atau membersihkan pecahan itu. Dia khawatir, jika tidak segera dibersihkan, pecahan itu akan melukai kaki dari salah satu anggota keluarganya. Buru-buru diambilnya sapu dan pengki, kemudian mendekati pecahan itu.

Gerakan  tangannya terhenti karena matanya mengenali satu tanda khusus di badan salah satu pecahan itu. “Itu guci kesayangan Papa.” Jantung Dea serasa berhenti berdegup beberapa waktu. Dia tahu ini bukan kesalahannya, ada orang lain atau sesuatu yang menyambar guci itu, dan membiarkannya berserakan begitu saja.

Monday, February 24, 2014

Tuhan, Saya Berantakan !!!

Pagi ini saya membaca kisah yang dikirimkan seorang teman tentang isterinya, Michelle Kelso lewat facebook. Saya bisa merasakan keputusasaan yang dirasakan Michelle saat ia mengambil pistol dan berencana menghabisi nyawanya dan nyawa bayi yang sedang dikandung karena hidupnya berantakan. Mengikuti kisahnya dari video itu, saya tahu dia bukan orang jahat. Bisa dibilang, dia orang baik yang 'kebetulan' hidup dalam kekacauan yang tidak dia pilih. 

Ada lagi kisah lain dari sebuah buku berjudul Punker2pastor yang diberikan kepada saya mengenai seorang pendeta, Kelly Lohrke yang menjalani hidup sebagai anak jalanan. Seperti anak jalanan pada umumnya, dia mengkonsumsi obat-obatan terlarang, hidup dalam seks bebas, merampok dan lain-lain yang menyebabkan hidupnya berantakan dan mustahil untuk diperbaiki.

Sunday, February 23, 2014

Penjilat

Sepertinya julukan ini tidak asing bagi kita. Julukan penjilat diberikan kepada orang yang suka bermanis-manis di depan orang yang lebih berkuasa dalam jabatan maupun kekayaan dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi yang lebih dibandingkan pesaing lainnya. Julukan ini sangat sering diucapkan di lingkungan pekerjaan. Mengenai alasan pemberian julukan itu beragam. Ada yang karena memang orang itu melakukan usaha-usaha kotor untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Yang seringkali terjadi, karena kita iri melihat keberhasilan orang lain yang sepertinya terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Apapun itu, julukan penjilat diberikan pada orang yang benar-benar tidak kita sukai.

Monday, February 17, 2014

Salah Transfer

Pernah salah transfer uang? Rasanya tuh menyesal banget, menyesal karena harus ganti uang itu dengan uang pribadi, jika transfer uang dilakukan untuk keperluan kantor. Itulah yang terjadi pada saya. Selama bekerja lebih dari 7 tahun di kantor ini, baru kali ini saya melakukan salah transfer. Jumlah uangnya tidak sedikit, Rp.1.350.000 (satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah). Uang tersebut saya transfer ke rekening PT Kompas Gramedia, yang seharusnya ke rekening PT Tempo Inti Media Sarana (untuk perpanjangan majalah Tempo) melalui setoran tunai BCA.

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...