Thursday, October 23, 2014

Teman yang Lebih dari Sekadar Status

A friend in need is a friend indeed...

Biasanya orang mengutip kata-kata ini saat sedang 'berbunga-bunga' karena memiliki seorang teman yang pengertian, memberi bantuan saat butuh ataupun saat kesedihan melanda. Namun, saat saya mengutip kata-kata ini pada status BBM, saya justru sedang merasa sendirian, bukan kesepian, loh. Buru-buru saya tambahkan ... but sometimes you just need to go so that you know the REAL FRIEND. Berdasarkan pengalaman pribadi, teman seringkali tidak ada saat dibutuhkan. Justru, orang yang baru dikenal atau yang tidak kenal sama sekali yang memberikan bantuan itu, seperti pengalaman saya mendapatkan bantuan menggunakan 2 handphone orang asing untuk menelepon teman menjemput saya di bandara udara Orly, Perancis.

Saya lebih suka pernyataan yang ini...
Teman itu seperti bintang, kadang tidak selalu kelihatan (karena langit mendung, mungkin) tetapi mereka selalu ada (mungkin dalam doa atau ingatan). 

Tuesday, October 21, 2014

Seperti Apakah Seorang Prajurit Itu?

Saat saya menonton film G.I. Joe: The Rise of Cobra, pikiran saya melayang pada peperangan rohani yang diwajibkan bagi para pengikut Kristus. Di film itu, para prajurit yang tergabung dalam The Alpha team, mendapatkan pendidikan keprajuritan tingkat tinggi dari negara masing-masing, dikumpulkan dan bekerja bersama-sama di bawah kepemimpinan seorang komandan (Jendral Hawk) di sebuah tempat bernama The Pit.

Tidak perlu saya ceritakan keseluruhan jalan cerita film tersebut karena saya memang tidak bermaksud membuat resensi. Para prajurit ini bekerja secara rahasia, dipisahkan dari kehidupan normal. Mereka berlatih keras dan selalu siap sedia saat suatu misi harus dilakukan. Mereka juga bertempur secara kooperatif, biarpun masing-masing memiliki keterampilan khusus, seperti pemecah data, pengintai, dsb. Saat mereka tertangkap, Jenderal Hawk membela mereka dan mengeluarkan mereka dari dalam penjara. 

Selama film berjalan, saya mengamati sikap para prajurit ini. Inilah yang saya dapatkan :

Sunday, October 19, 2014

Menjadi Tua dan Jelek dengan Ucapan Syukur

Percakapan singkat dengan Mama sebelum saya berangkat ke gereja, kemarin pagi.
Mama : 
De, Mama jelek banget ya masa lehernya udah kelihatannya turun. Ini juga udah ada kerutan di bibir Mama. 
Saya :
Dimana, Ma? Gak keliatan kok. Biasa aja.
Mama : 
Masa gak keliatan? Jelas begini. Wajah Mama udah mulai banyak kerutan nih.
Saya : 
Yah namanya juga sudah tua. Semua orang juga akan begitu. Yang penting kan manusia di dalam sana, bukan yang di luar.
Mama : 
Tapi Bu Sophie lebih tua dari Mama tuh bisa mukanya masih mulus.
Saya : 
(tidak mau kalah) Bu Sophie punya anak gak? 
Mama : 
Gak, tapi bukan karena itu juga mukanya mulus. Dia perawatan, De. Mama kurang rajin sih rawat muka pake olive oil. Beli dimana sih?
Saya : 
Ada di mana-mana, Ma...(sedikit yakin bisa menenangkan Mama yang panik dengan penuaan)...Ma, yang penting sehat, cantik itu keluar dari dalam, dari ucapan syukur.

Wednesday, October 8, 2014

Hi and Bye, Birdie!

Sendirian di kantor, saya dengar bunyi ketukan berulang-ulang di ruangan yang tidak dinyalakan lampunya. Siapa yang ada di situ? Apa saya tadi tidak sengaja mengunci seseorang di dalam sana? Saya masuk ke ruangan itu. Tiba-tiba benda terbang ke arah saya dan membentur ke jendela di sebelah saya, lalu jatuh di atas mouse pad komputer di ruangan itu. 

Oh, burung yang malang, kamu pasti mau pulang ke keluargamu! Saya buka satu-satunya jendela yang ada di ruangan itu. Burung kecil terbang dan melesat menuju jendela itu, namun tidak tepat, membentur sisi jendela dan jatuh di atas mouse pad komputer. Saya angkat tubuh mungil itu. Sakit sekali rupanya! Kasihan kamu! Saya lihat paruhnya mengeluarkan lidah kecil dan kakinya sebelah kanan menekuk, mungkin dia kesakitan.

Monday, October 6, 2014

Delusion versus Reality

I am a writer…

Oh yes, I am a writer, but I haven’t released any books, yet.  Can I be called a writer? Well, you might think that you are a writer, and none would dare to tell you directly that you’re not. Sadly to say, you’re not, since you believe that you are, that’s a delusion.

We believe in many delusions. We believe too much on what the media says without trying to even re-think the truth behind the information. We believe too much on what our eyes see, our ears hear, our hearts feel. What our logic says, that’s the truth. What our society we grow up says something right, then it is right for us.

We think that we own this life. We own our children, our family, our job, our money, our friend. It’s a delusion. We think that what famous persons say is right since they are famous, anyway. It’s a delusion. What is the reality? What is the truth? 

Those questions were asked by a strong person in his time, Pilate. When he first met Jesus and talked with Him before the cruxifiction, he answered Jesus back by asking those questions. He didn’t know that he was standing before the Truth, the Reality.

Yes, Jesus Christ is the Truth, the Reality. 

Jesus said, "I am the Way, the Truth, and the Life..."



Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...