Monday, July 23, 2018

Ketua Kelas

Keponakan saya yang nomor dua sangat antusias masuk sekolah TK. Dan lebih bangga lagi, ketika dia terpilih sebagai ketua kelas. Bahkan ketika papanya menegur agar menuliskan angka satu dimulai dari atas, dia menolak karena sekarang dia ketua kelas, tahu yang benar untuk dilakukan. Teguran papanya dianggap angin lalu saja, meskipun dengan cara bercanda.

Ketika saya pulang kerja, mendapatkan informasi itu dari keluarga di rumah, saya memberikan selamat kepada keponakan saya ini. Iseng-iseng saya tanya, "Kamu tahu gak kenapa kamu terpilih menjadi ketua kelas?" Jawabannya, "Karena saya pintar!" Saya tersenyum geli mendengarnya karena baru hari pertama masuk sekolah tidak mungkin langsung terlihat prestasi belajarnya.

Sunday, July 22, 2018

Setengah Benar

Teman saya meminjamkan film yang sedang dibawanya ke ruang makan kantor. Saya tertarik menonton film itu karena film nasional (saya ini nasionalis loh! :p) dan lucu. Awalannya saja sudah lucu, apalagi selanjutnya, saya pikir demikian. Ini kisah tentang seorang ayah beretnis Tionghoa yang menginginkan anak bungsunya melanjutkan toko keluarga karena anak sulungnya tidak bisa dipercaya. Masalahnya, anak bungsu sudah memiliki karir yang mapan di kantor dan akan segera dipromosikan sebagai Direktur Asia. Sementara itu, anak sulung kurang sukses, atau boleh dibilang, terus saja merintis usaha fotografi secara serabutan, karena belum memiliki studio foto. Ditambah lagi, anak sulung menikah dengan perempuan yang tidak mendapat restu dari ayahnya.

Secara keseluruhan, jalan ceritanya bagus, meskipun lelucon yang dilontarkan menjurus ke pornografi. Yang bikin saya tidak bisa menarik bibir tersenyum adalah ketika adegan anak sulung bersama teman-temannya akan mulai berjudi, mereka protes dengan pemilik rumah karena memajang foto gambar tangan berdoa dengan tulisan "upah dosa ialah maut". Pemilik rumah mengajak teman-temannya untuk berdoa memohon ampun untuk kegiatan yang akan mereka lakukan :( Adegan kedua yang bikin saya mengerutkan dahi adalah pada saat keduanya menjebak bos properti di kamar hotel. Sang kakak menertawakan adiknya yang selama berpacaran, tidak melakukan apa-apa. Duh, bahaya ini kalau ditonton kaum single.

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...