Thursday, March 20, 2014

Little things DO matter

Saat menuliskan postingan yang satu ini, saya sedang mengawasi sebuah program kebersamaan orang tua dan anak di sekolah saya. Saya curi-curi kesempatan untuk 'mengabadikan' momen yang belum tentu setiap tahun saya dapatkan. Pekerjaan mengawas ini sebetulnya di luar dari job description sebagai seorang pustakawan, tetapi karena terpaksa, saya menggantikan guru-guru yang berhalangan hadir.

Terus terang lagi, sebagai manusia normal yang ingin diperlakukan baik oleh manusia lain, saya merasa kesal dengan beberapa murid yang kurang tahu bersikap di tempat saya bekerja. Saat saya melihat orangtua dan murid-murid 'istimewa' ini, saya mendapatkan cara pandang yang baru. Di hadapan para orangtua, terlihat jelas, murid-murid ini hanyalah anak-anak yang senang menyandarkan tubuh mereka pada papa dan mama mereka. Mereka sungguh-sungguh hanyalah anak-anak. Saya senang sekali melihat pemandangan ini. 

Wednesday, March 19, 2014

Musik Bagi Jiwa

Musik adalah suatu bentuk komunikasi antarjiwa. Nada adalah emosi; lirik adalah perkataan dari jiwa yang tidak kelihatan. Saat mendengarkan musik, jiwa membuka dirinya diisi ide dari jiwa baru. Jika cocok, berarti dua jiwa itu saling menyetujui suatu ide. 


Saya pikir semua orang suka musik. Industri musik akan selalu menjadi target teratas untuk mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya, selama ras manusia masih ada.

Saya penyuka musik. Aliran apa saja, yang penting enak didengar. Playlist lagu di komputer saya mirip seperti gado-gado, biarpun masih bisa dibagi dalam 2 kelompok besar. Lagu gereja dan lagu popular. Kalau lagu gereja kebanyakan musiknya berjenis pop, sedangkan lagu popular benar-benar mirip gado-gado, ada RnB, rock, pop, reggae, bossanova, jazz, klasik. Pilihan saya juga lintas jaman. Saya tidak bisa ‘didikte’ kalau soal pemilihan musik. Suka lagu jadul maupun yang sedang nge-trend sekarang. Kalau sudah mendengarkan musik, saya sudah tidak bisa diganggu, seperti malam ini J

Monday, March 10, 2014

12 Years a Slave

Saya nonton film 'seram' ini bersama teman-teman dan setelahnya, saya selalu memikirkan film ini. Memang film ini layak mendapatkan Oscar dari segi penyajian, tetapi yang membuat kisah di film ini melekat di kepala saya adalah temanya yang 'sangat dekat' dengan kehidupan sehari-hari. Tidak, saya bukan orang yang lahir pada jaman perbudakan. Semakin saya memikirkannya, semakin saya merasakan kedekatannya.

Film itu mengisahkan tentang Solomon Northup, seorang pria yang dilahirkan dari orangtua budak yang mendapatkan kebebasan. Selama hidupnya, Solomon yang terbiasa hidup dalam kesetaraan dengan orang kulit putih, suatu hari dijebak dan dijual menjadi budak. Dia dipaksa untuk melupakan jati diri dan mengenakan identitas baru dengan nama Platt. Berulang kali dia memberontak, tetapi akhirnya harus tunduk dengan sistem, orang-orang yang menjadi majikannya. Ia harus menutup mulutnya rapat-rapat terhadap apapun yang terjadi, bekerja dengan patuh.

Tuesday, March 4, 2014

For the one and the only mom I have in this world

There was time when I hated her so much. I thought she was not modern, too conservative, too strict, etc. There was time I wanted to be apart from her.

Now, as I grow up and will be a mother myself one day, I re-think and witness myself the motivations behind her attitude toward us, her children. Now, I am gladly saying that "I’m blessed to have you, Mom…"

My mom, she is a very tough woman. Life is not always kind to her, many times, she faces darkness alone but she never expects less than what God expects from us. She teaches us discipline and perseverance. She also shows the meaning of commitment and faith even though these bring her into others’ disagreement. She gives LOVE and never keeps bitterness in life. She teaches us to serve others appropriately and how to make our guests happy. Above all, she brings us to God and she never gives up praying.

Those shape us as we are today.

Thank you Mom!!!

Monday, March 3, 2014

Sedikit Waktu Lagi



Gemuruh itu melemah
Ombak mulai mengayun ke sana kemari
Membawa suatu kesadaran
Akan sebuah keputusasaan yang tak terelakkan

Darimana tuduhan-tuduhan itu datang
Si Yusuf yang murni, polos
Salahmu sendiri, kenapa terlalu banyak bicara
Tentang kenyataan yang menghampiri malam-malammu?

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...