A.W. Tozer, nama ini pertama kali saya baca di artikel renungan harian yang sedang saya terjemahkan. Di renungan itu, saya mendapatkan kesan beliau adalah salah satu ahli teologia terkemuka di jamannya. Saya merasa harus tahu karena sebagai seorang pustakawan, saya perlu kenal (setidaknya) sepintas tentang penulis-penulis terkenal. Tanpa direncanakan, seorang teman yang memiliki toko buku meminta saya memberikan resensi sebuah buku yang menjadi salah satu calon buku untuk diterjemahkan. Dia bilang buku ini sedang naik daun di negara asalnya, Amerika Serikat, dan sekarang diminati oleh para pembaca buku-buku "berat".
Tuesday, September 30, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)
Surat untuk Berondongku
Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...
-
Lagi bingung mikir mau nonton film apa di Netflix, eh terlintas ide nonton The Good Doctor yang versi original, dari Korsel. Gak lama, gue d...
-
Kali pertama seorang teman menyodorkan buku ini, dan buku-buku lainnya karangan Yohan Candawasa, saya sedikit enggan membaca judulnya. Sa...