Tuesday, September 30, 2014

The Crucified Life

A.W. Tozer, nama ini pertama kali saya baca di artikel renungan harian yang sedang saya terjemahkan. Di renungan itu, saya mendapatkan kesan beliau adalah salah satu ahli teologia terkemuka di jamannya. Saya merasa harus tahu karena sebagai seorang pustakawan, saya perlu kenal (setidaknya) sepintas tentang penulis-penulis terkenal. Tanpa direncanakan, seorang teman yang memiliki toko buku meminta saya memberikan resensi sebuah buku yang menjadi salah satu calon buku untuk diterjemahkan. Dia bilang buku ini sedang naik daun di negara asalnya, Amerika Serikat, dan sekarang diminati oleh para pembaca buku-buku "berat". 

The Crucified Life (A.W. Tozer)The Crucified Life, judul yang kuat digabungkan dengan sampul buku bergambar paku-paku yang disusun membentuk salib. Saya teringat kisah Yesus Kristus yang disalibkan dengan paku-paku itu. Saya merasa ngeri untuk membacanya tetapi saya harus karena sudah berjanji dengan teman saya.

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...