Thursday, September 9, 2021

Situs Jodoh

Pagi ini saya memimpin devosi guru dan staf di sekolah saya, diinspirasi dari buku Rahmat-Nya Baru Setiap Pagi, karangan Paul David Tripp. Pertama kali baca bahan devosinya, saya merasa heran dengan pertanyaan yang diberikan, "Mungkin, hari ini engkau menginginkan Yesus sebagai situs jodoh yang akan memberimu pasangan. Dia akan menjadi Pribadi yang kau butuhkan, yaitu Raja dan Juruselamat yang berdaulat." Situs jodoh? Oh maksudnya, mempertemukan kita dengan orang-orang yang baik yang bisa memenuhi kebutuhan kita akan kasih, perhatian, dan mungkin kebutuhan fisik seperti uang. Padahal, hanya Tuhan yang bisa memenuhi segala kebutuhan saya dalam relasi dengan sesama. Saya juga pernah menginginkan Yesus sebagai situs jodoh, malah terkadang masih saya lakukan sampai sekarang. Saya ingin memiliki relasi hanya dengan orang-orang yang match dengan saya. 

Yesus Kristus bukan situs jodoh, Ia Raja. Perintah-Nya yang terutama di Markus 12:30-31, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini". Ia mengatakan hal yang sama di Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Sebelum naik ke surga, Ia juga berpesan di Matius 28:18-20, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." 

Overthinking

Ternyata, semakin memiliki pengetahuan dan pengalaman tidak membuat kehidupan menjadi semakin mudah. Ya, ini ada hubungannya dengan overthinking. Dan gue tidak sendiri. All these speed  development, all the restrictions due to Covid-19 has changed how we think. Gak cuma membelah masyarakat ke dalam polarisasi pemikiran, tetapi juga membelah jiwa para individu. It happens to me. Gue gak pernah nyangka kalau gue akan mengalami overthinking yang membuat gue berpikir semua yang gue lakukan tidak bermakna. Gue merasa gagal. Setiap kali gue mau bangkit, gue jatuh lagi. I thought it was hormonal imbalance. Tetapi gak, bukan,  gue gak tau apa penyebabnya. So I shoot. I shoot everything. I pray and I shoot. I hope it works.









Tuesday, August 10, 2021

I wish

I often notice people misunderstand me

I wish they understand me better

So I speak up

And I brush my teeth before crawling to bed

And rethink what words I let out of my mouth when I spoke up

And I feel regretful

They still don't get the whole picture about me

I wish I didn't so vividly

I wish I could be like everybody else

I wish I chose the normal words

And highlight the best part of me

I will always be that girl

Always fail to cover up

I don't think it'll benefit me in this clean community


Saturday, July 3, 2021

Trauma

Saya mengalami trauma. Ya, saya orang Kristen yang rajin beribadah ini trauma. Kata ini tersirat ketika saya sulit memejamkan mata. Ingatan akan peristiwa itu diputar ulang setiap kali saya menutup mata, ekpresi dan kata- kata kasar itu. Saya mempertanyakan apakah benar tuduhan itu. Saya merasa malu, merasa dimanfaatkan, merasa harus menghilang dalam sepi. Airmata tidak mau berhenti. Hati berteriak meminta pembelaan Tuhan. Saya memikirkan ide yang mampir di kepala, none can deliver me ftom donestic abuse, except me. I must embrace this bitter reality and deal with it. Stand up and be a brave woman.

Sakit hati? Ya, sangat menyakitkan. Tangan saya gemetaran ketika peristiwa itu terjadi. Dia tidak merasa bersalah sama sekali. Dendam? Gak boleh. Dia saudara saya. Kristus mengajarkan untuk mengampuni dan mendoakan. Sulit? Ya dan tidak. Saat ini, saya masih mengalami dampak trauma itu. Saya mengetik ini di tempat tidur pukul 02.34. Sempat tertidur sebentar tetapi terjaga dan gagal memejamkan mata lagi. Saya merasa srndirian dan kesepian. Malu, protes, overthinking mengenai banyak hal. My mom must not know about this. She's just recovered from Covid-19. I must come up like normal. Tidak sulit memaafkan ketika berpikir dia harus bertobat agar beroleh pengampunan Allah. Saya juga orang berdosa. Dan tidak, ini tidak boleh terulang lagi. Saya memisahkan diri demi kewarasan. Dan, airmata ini masih betah mengalir, membuat agak sulit mengetik. I'm too old for all this drama. 

Roma 15:13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.


Friday, July 2, 2021

Kisah Malam Ini

Kisah malam ini merupakan rentetan dari berita pagi di hari Sabtu 19 Juni 2021. Mama gue dinyatakan positif Covid-19. Kami berempat, kakak beradik, bergantian menunggui Mama di IGD Cikini antri mendapatkan kamar perawatan yang baru didapatkan keesokan harinya. Sepanjang hari itu, kami mengganti semua seprei, selimut, baju yang sempat dipakai Mama, masker tidak lepas karena kami 'mencurigai' satu sama lain di dalam rumah. Saya mulai merasa indera penciuman terganggu meskipun indera pengecap berjalan normal. Saat itu berbarengan dengan kondisi badan saya yang sedikit menurun karena haid. Saya juga memusingkan presentasi pada 26 Juni lalu, suatu kesempatan berbicara dalam di ruang internasional, AIFIS-MSU. Pada 21 Juni, kami sekeluarga di PCR dan selama belum ada hasil, kami tidak beraktifitas normal. Hasil PCR dari puskesmas menyatakan bahwa 4 dari kami positif, setelah menunggu selama 3 hari penuh. Kami memutuskan isoman ke tempat lain. Malam ini, di tempat lain itu, saya mengetikkan kisah ini dari tablet Samsung saya. Kenapa? Karena saya kesal. Bukan karena terpapar virus ini tapi karena harus menanggung semua kebutuhan kami berempat selama di sini selama 14 hari. Pengeluarannya tidak murah. Kesal, karena sepertinya tidak ada kejelasan mengenai akhir dari isoman ini. Kesal, karena suara sinetron racun yang tiap malam ditonton dengan setia oleh saudara saya. Kesal, dengan keluhan saudara saya yang lain tentang hidupnya. Kesal, karena tidak tahu harus menyatakan kekesalan kepada siapa. Kesal, karena saya peduli dan sekarang, saya merasa dimanfaatkan. Maaf, saya kesal.

Tapi, malam ini saya juga sadar. Semua hanya oleh anugerah Tuhan. Ssya bisa peduli dan menolong juga karena anugerah Tuhan. Saya diberiksn rejeki dan ketabahan menjalani hari juga anugerah Dia. Masa depan selalu tidak pasti dan 'menakutkan'. Saya percaya ada sepasang jejak kaki di sepanjang pasir kehidupan saya yang mengikuti sepadang kaki saya. Sepasang kaki itu milik Bapa saya, Dia peduli dan tidak lupa saya ini berasal dari debu. Maaf, saya tadi kesal.

Malam ini, saya harus berterima kasih karena bisa berbagi lagi di Catatan Kecil. Sudah terlalu lama saya membiarkan diri overthinking, membuang-buang waktu dengan menjalani hidup seperti robot. I will embrace every moments in life, good or bad, and know He is there for me.

Bapa kami yang di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari jni makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan, sampai selama-lamanya. Amin.

Tuesday, April 20, 2021

Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin

Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita  

Lukas 16:25


Orang Kaya itu melihat Lazarus setiap hari di depan rumahnya. Dia tidak pernah kekurangan sesuatu apapun yang baik di dunia, sepertinya "everyday is holiday" itu benar-benar berlaku dalam hidup si Kaya. Penampilan Lazarus yang penuh borok dan didatangi anjing yang menjilati boroknya, serta selalu kelaparan hingga mengambil remah-remah makanan dari meja si Kaya tidak menggerakkan sedikitpun belas kasihan. Sungguh terlalu. 

Dan keduanya pun mati. 

Si Kaya masuk ke neraka dan Lazarus disambut oleh malaikat, dibawa ke surga, dan didudukkan di pangkuan Bapa Abraham. 

Di sini plot twist-nya berlangsung. Di dunia, Lazaruslah yang melihat ke meja Orang Kaya dan berharap belas kasihan namun tidak mendapatkan. Di akhirat, Orang Kaya melalukan hal yang sama dilakukan oleh Lazarus ketika di dunia, yaitu memandang ke atas dan memohon belas kasihan. 

Thursday, April 8, 2021

An Angel Without Wings

During the period of Work from Home, I had a lot of time to reflect. Apparently, having a family is not only a blessing, but also requires additional work to support each other, especially when there are family members who got economically collapsed due to Covid-19 pandemic. Having no money in pandemic era is like a disaster. All activities must be stopped for the sake of 'staying at home', for cutting off the spread of the Covid-19 virus. A part of me is grateful that my company still pays me without any cut off. But the rest of me is still wondering, worried to be precise, when will this end? I can't start my own business, like others. I am the type of employee who receives a monthly salary. 

My mind goes back to the past, sometime in 2000. A time when I didn't get permanent job, yet. I have graduated from a good university with an excellent academic record. At that time, I thought it would not be difficult for me to get a job. As it turned out, I had to wait for that opportunity for a year and a half. I didn’t want to ask my mom to finance me. I didn’t have a heart to do it. My mom has been widowed for more than three years. She was a good manager of our house, especially in managing money for our life. She didn’t earn much, but we didn’t lack of anything. Even though she worked independently, and no relatives came to help her, she had faith that God would provide all of our need. That’s why I had the urgency to finish school as soon as possible so I could help her financially. I was sad that it wasn’t like what I had planned. 

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...