Wednesday, September 30, 2015

Saudara Perempuan

Ria melirik tumpukan buku harian di sudut meja belajarnya. Ada sesuatu yang perlu dia lihat di situ. Sebuah catatan tentang Ray, kakak perempuannya. Mereka hanya terpaut 1 tahun, namun semakin beranjak dewasa, keduanya sangat berbeda. Ria lebih tertutup dan misterius, sementara Ray, senang berbicara dan hangat. Ria lebih pintar di sekolah, sementara Ray, lebih tekun belajar. Keduanya sama-sama cantik. Meski demikian, Ria terlihat lebih menonjol. Itu kata orang-orang. Ria tidak merasa seperti itu. Ray, di mata Ria, kakak perempuan yang mengagumkan.

Tidak satupun catatan tentang saudara perempuannya di sana. Setelah lebih dari 37 tahun hidup bersama, tidak satupun catatan hidup tentang Ray di situ. Merasa bersalah, Ria berulang kali membolak-balik buku-buku hariannya. Tidak ada. Diambilnya buku hariannya yang terbaru, Ria mulai menulis.

Tuesday, September 22, 2015

Sacred Search

Di hari ulang tahun saya, seorang teman baik, isteri pendeta saya memberikan buku ini. Kalau saja sebelumnya salah seorang rekan tidak 'mempromosikan' buku ini kepada saya, pastilah saya akan menempatkan buku ini di 'daftar tunggu' untuk saya baca. Alasannya, saya belum punya pasangan *Sttt, rahasia nih*

Lebih baik menderita dan lajang daripada menderita dan menikah, kira-kira begitulah salah satu kalimat yang ada di buku ini. Saya langsung menyetujui. Apa yang ditulis Gary di dalam buku ini, saya saksikan juga di kehidupan nyata. 

Sedih memang. Pernikahan yang seharusnya membawa tangis bahagia, banyak kali yang terjadi sebaliknya. Gary mengungkapkan bahwa Tuhan peduli dengan sosok yang akan kita nikahi dan kita pun perlu menanggapi sama pentingnya. Diri kita harus bebas dari tekanan sosial budaya juga umur untuk dapat mengikuti tuntunan Tuhan.

Bagaimana dengan lajang? Apakah keadaan ini alkitabiah? Silakan baca dan temukan jawabannya :)

Monday, September 21, 2015

Charles Haddon Spurgeon: The Prince of the Preachers

Benar, saya bekerja di sebuah perpustakaan. Benar, banyak sekali buku di sekitar saya, setiap hari. Namun, tidak semua buku menarik untuk saya baca. Jadi, 'pertemuan' saya dengan Charles Spurgeon di dalam buku serial Trail Blazers ini termasuk istimewa. Saat itu, saya membawa seorang rekan kerja mencari buku bacaan tokoh terkenal. Selagi mendorong buku yang dicari keluar dari rak, buku ini ikut keluar. Seperti magnet, buku ini 'memanggil' saya untuk membacanya *senyum* Dan, buku ini tidak mengecewakan saya *senyum lagi*

Lubang Kecil

Buah kesukaan saya, apel, sudah masuk ke dalam tas. Pasti nanti gue laper, apel bagus sekali untuk menahan lapar hingga waktu makan siang. Setibanya di kantor, saya letakkan apel itu di 'meja konsumsi' di ruang kaca sebelah dalam. Meskipun di bagian atas buah apel ini sedikit busuk, saya yakin sekali jika bagian busuk itu dikerat, saya masih bisa menikmati buah apel yang renyah dan kaya jus.

Pukul sembilan. Saya belum merasa lapar, tetapi mulut saya sudah ingin mengunyah. Saya melangkah ke ruang kaca itu dan mengerat bagian busuk apel. Di keratan pertama, saya melihat sisi yang masih tersisa juga sudah membusuk. Saya kerat lagi untuk kedua kalinya. Bagian yang terlihat mulus di luar, ternyata juga busuk. Akhirnya saya buang seluruh bagian apel itu.

When God Writes Your Love Story

Saya suka kisah-kisah romantis. Saya pikir semua orang juga setuju dengan saya, meskipun kita memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Sepertinya, setiap pribadi punya cerita romantisnya masing-masing. Tidak selalu dengan pasangan lawan jenis, bisa saja dengan hubungan yang lain, contohnya hubungan dengan orangtua, kakak atau adik. Berbagai hubungan ini mempersiapkan diri seseorang untuk membina hubungan dengan calon suami atau isteri di masa depan.

Eric dan Leslie dilahirkan dan dibesarkan di negara yang sangat bebas, terutama dalam hal hubungan pria dan wanita, mendapatkan tekanan untuk menunjukkan iman mereka kepada Kristus dalam ketaatan menjalin hubungan istimewa ini. 'Perjuangan' ini diceritakan dengan bahasa yang menarik, dibarengi contoh yang nyata dan ada unsur lucunya juga. Meskipun demikian, saya dapat melihat bahwa Eric dan Leslie sangat serius dengan kebenaran Firman Tuhan, tidak lembek dalam menyatakannya.

Buku ini seperti mengingatkan kita bahwa Tuhan, Dialah penggagas awal keromantisan. Jadi, mengapa ragu menyerahkan persoalan hubungan kepada-Nya?

Selamat membaca

Wednesday, September 16, 2015

Bayar Denda

Salah satu pekerjaan saya di bagian sirkulasi perpustakaan adalah mengeluarkan surat peringatan keterlambatan pengembalian buku. Beberapa murid akan sangat menghargai pemberitahuan itu dan setelah menerimanya, mereka buru-buru menyelesaikannya. Segelintir yang kapok dan tidak mengulangi keterlambatannya dengan cara selalu mengecek tanggal pengembalian di selembar kertas kecil yang tertempel di setiap buku. Sayangnya, sebagian besar tetap saja mengulangi keterlambatannya hingga ada yang kesal dan memprotes sistem pemberian sangsi seperti ini. Padahal, hampir seluruh perpustakaan menerapkan sistem ini, tidak ada yang diubah. 

Beberapa minggu ini, Pak Pendeta sedang mengajarkan penginjilan dengan cara membagikan tautan video dari youtube. Di video tersebut, seseorang menanyakan kepada orang-orang yang ada di area publik mengenai 10 Perintah Allah yang tertulis di dalam hati mereka. Kalau ada yang belum tahu apa saja yang ada di dalam 10 Perintah Allah itu, berikut daftarnya:

Monday, September 14, 2015

Artificial Intelligence (AI)

Liburan lebaran yang lalu, teman-teman kantor berencana mengisi liburan bersama, salah satunya dengan nonton bersama. Sebenarnya, hanya nonton bersama itulah akhirnya terwujud. Saya dan dua teman lagi (laki-laki dan perempuan) memilih menonton Terminator Genysis. Setelah film selesai dan kami berjalan-jalan di mal, saya dan teman laki-laki tadi terlibat percakapan cukup mengesankan, buat saya. Dia bilang ide cerita film tadi ada di dunia nyata dalam bentuk artificial intelligence. Dia menjelaskan panjang lebar dan menurut saya lebay jika artificial intelligence itu harus dianggap sebagai ancaman serius untuk kehidupan manusia. Teman saya ini guru matematika yang suka buku, jadi saya pikir, dia hanya ikut-ikutan kata orang yang suka menulis buku-buku fiksi. 

Saya baru benar-benar ngeh perkataan dia waktu saya membaca tentang ini di koran Tempo, 31 Juli 2015. Artikel itu dimulai dengan Prof. Stephen Hawking dan CEO Tesla Motors yang memimpin lebih dari seribu ilmuwan dan peneliti robot terkemuka meneken surat peringatan terbuka ihwal bahaya perlombaan senjata militer berbasis Artificial Intelligence AI alias robot perang. Mereka ini orang-orang pintar di bidangnya dan mereka 'tahu' masa depan dunia jika robot perang ini diproduksi masal. Bahayanya lebih besar dari bom atom yang diciptakan Einstein.

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...