Monday, November 16, 2015

Fotografi

Fotografi berarti melukis dengan cahaya. Saya suka melihat foto karena memang seperti kata orang, a picture speaks a million words. Saya bersyukur beberapa kali ditugaskan untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa istimewa di tempat kerja. Meskipun banyak dari foto yang gagal, entah karena tidak fokus, kurang pencahayaan, atau pun sebab lainnya, beberapa foto bagus saya juga dipakai untuk keperluan publikasi. Saya suka melihat hasil foto saya terpampang di suatu tempat. Inilah yang membuat saya membuka beberapa buku fotografi dan mencoba mengerti. 

Bermain
Pembaca setia
Selesai pinjam
Meja kerja
Ouchh!!!

Tuesday, November 10, 2015

Cuma Becanda

Ada temen saya bilang, kalau kita semakin tua (baca: berumur :p) maka kita akan semakin mudah tersinggung. Saya tidak setuju dengan pendapat ini. Orang yang mudah tersinggung itu orang bodoh seperti yang ditulis di kitab Pengkotbah 7:9, "Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh." Dibandingkan pada saat saya masih muda, saya akui memang saya lebih serius menanggapi omongan yang dikategorikan sebagai "cuma becanda".

Cuma becanda, woy, gak usah serius amat!!!

Pernah seorang kenalan saya, pria, sudah menikah, menanyakan kabar saya lewat facebook. Agak segan menjawab, saya mengetikkan kalimat singkat untuk menanggapi. Beberapa kali orang itu menanyakan kabar saya sampai bingung apa maksudnya. Lalu, pada saat saya sedang makan bersama teman, dia melakukan hal yang sama lagi. Kali ini saya jawab segera. Dia tanya saya sedang apa, lalu saya jawab sedang makan bersama teman. Dan, dia melontarkan 'becandaan', "I'm also hungry and you are not inviting me and eating alone hahaha." Saya jadi bingung. Lah, emang lu siapa gue tawar-tawarin? Lu minta aje sono ama isteri lu. Bukan kalimat itu yang saya keluarkan sebagai jawaban. Saya berusaha sopan. You wife must cook meal more delicious than the meal I'm eating now. Lalu, dia jawab, "oh haha, I was just saying for fun!" Dalam pikiran saya, "Gigi lu for fun!"

Monday, November 9, 2015

Gratifikasi

Beberapa hari yang lalu, seorang teman saya mengajak makan bersama. Di benak saya, makan bersama itu artinya bayar bersama. Setelah makan, ternyata teman saya menolak uang yang saya keluarkan. Dan, hal ini terjadi beberapa kali. Sampai-sampai saya bertanya-tanya, kenapa musti seroyal itu? Bukannya menolak kebaikan orang lain, tetapi bagaimana menjelaskannya. Setelah mendapatkan kata gratifikasi ini, saya seperti mendapatkan pembenaran atas pertanyaan di kepala.


Gratifikasi berarti memberi sebagai ucapan terima kasih; berasal dari kata gratitude. Mungkin pemberinya memberi dengan tulus hati, tetapi lebih sering sebagai sarana untuk 'menempelkan' ingatan akan kebaikan si pemberi. Itulah sebabnya kata ini menjadi salah satu poin penyelidikan KPK untuk mengusut suatu kasus korupsi. Katanya sih "pemberian", tetapi pada kenyataannya, tidak gratis. Selalu ada kepentingan untuk "memuluskan jalan".

Saul, raja pertama Israel juga melakukan tindakan gratifikasi ini. Tidak tanggung-tanggung, ia melakukannya kepada Tuhan. Di 1 Samuel 15, Tuhan memerintahkan Saul untuk menumpas tidak hanya manusia, tetapi ternaknya juga. Entah apa yang terlintas di pikiran Saul, ia hanya menumpas rakyat dan ternak-ternak yang buruk. Rajanya ditangkap hidup-hidup, ternak-ternak yang baik untuk serta barang-barang berharga diambil. Alasannya, semua itu akan 'dipersembahkan kepada Tuhan'.

Apakah Tuhan senang dengan 'gratifikasi' Saul?

Monday, October 19, 2015

Kesempatan

Seperti biasa, saya 'kabur' dulu ke koridor depan karena ruangan kerja saya akan dibersihkan. Debu yang melayang-layang di udara membuat tenggorokan dan pernafasan saya terganggu. Sambil duduk dan membaca koran, saya menunggu. Saat koran saya yang saya pegang sudah selesai saya baca, saya hendak masuk ke ruangan untuk mengambil yang baru. Dari kejauhan, saya melihat, Ibu Warni, salah satu pekerja bersih-bersih, membuka-buka buku, yang saya tahu pasti, itu buku resep masakan.

Saya hentikan langkah. Saya berbalik ke kursi panjang yang saya duduki tadi. Saya tidak ingin 'mengganggu' Ibu yang sedang membaca. Hati saya miris. Di sela-sela pekerjaannya, si Ibu masih mencuri waktu membaca. Sebetulnya bukan kali pertama ini, saya mendapati si Ibu membuka-buka buku dan majalah. Hanya saja, kali ini, saya memandang sambil berpikir.

Kesempatan.

Wednesday, September 30, 2015

Saudara Perempuan

Ria melirik tumpukan buku harian di sudut meja belajarnya. Ada sesuatu yang perlu dia lihat di situ. Sebuah catatan tentang Ray, kakak perempuannya. Mereka hanya terpaut 1 tahun, namun semakin beranjak dewasa, keduanya sangat berbeda. Ria lebih tertutup dan misterius, sementara Ray, senang berbicara dan hangat. Ria lebih pintar di sekolah, sementara Ray, lebih tekun belajar. Keduanya sama-sama cantik. Meski demikian, Ria terlihat lebih menonjol. Itu kata orang-orang. Ria tidak merasa seperti itu. Ray, di mata Ria, kakak perempuan yang mengagumkan.

Tidak satupun catatan tentang saudara perempuannya di sana. Setelah lebih dari 37 tahun hidup bersama, tidak satupun catatan hidup tentang Ray di situ. Merasa bersalah, Ria berulang kali membolak-balik buku-buku hariannya. Tidak ada. Diambilnya buku hariannya yang terbaru, Ria mulai menulis.

Tuesday, September 22, 2015

Sacred Search

Di hari ulang tahun saya, seorang teman baik, isteri pendeta saya memberikan buku ini. Kalau saja sebelumnya salah seorang rekan tidak 'mempromosikan' buku ini kepada saya, pastilah saya akan menempatkan buku ini di 'daftar tunggu' untuk saya baca. Alasannya, saya belum punya pasangan *Sttt, rahasia nih*

Lebih baik menderita dan lajang daripada menderita dan menikah, kira-kira begitulah salah satu kalimat yang ada di buku ini. Saya langsung menyetujui. Apa yang ditulis Gary di dalam buku ini, saya saksikan juga di kehidupan nyata. 

Sedih memang. Pernikahan yang seharusnya membawa tangis bahagia, banyak kali yang terjadi sebaliknya. Gary mengungkapkan bahwa Tuhan peduli dengan sosok yang akan kita nikahi dan kita pun perlu menanggapi sama pentingnya. Diri kita harus bebas dari tekanan sosial budaya juga umur untuk dapat mengikuti tuntunan Tuhan.

Bagaimana dengan lajang? Apakah keadaan ini alkitabiah? Silakan baca dan temukan jawabannya :)

Monday, September 21, 2015

Charles Haddon Spurgeon: The Prince of the Preachers

Benar, saya bekerja di sebuah perpustakaan. Benar, banyak sekali buku di sekitar saya, setiap hari. Namun, tidak semua buku menarik untuk saya baca. Jadi, 'pertemuan' saya dengan Charles Spurgeon di dalam buku serial Trail Blazers ini termasuk istimewa. Saat itu, saya membawa seorang rekan kerja mencari buku bacaan tokoh terkenal. Selagi mendorong buku yang dicari keluar dari rak, buku ini ikut keluar. Seperti magnet, buku ini 'memanggil' saya untuk membacanya *senyum* Dan, buku ini tidak mengecewakan saya *senyum lagi*

Lubang Kecil

Buah kesukaan saya, apel, sudah masuk ke dalam tas. Pasti nanti gue laper, apel bagus sekali untuk menahan lapar hingga waktu makan siang. Setibanya di kantor, saya letakkan apel itu di 'meja konsumsi' di ruang kaca sebelah dalam. Meskipun di bagian atas buah apel ini sedikit busuk, saya yakin sekali jika bagian busuk itu dikerat, saya masih bisa menikmati buah apel yang renyah dan kaya jus.

Pukul sembilan. Saya belum merasa lapar, tetapi mulut saya sudah ingin mengunyah. Saya melangkah ke ruang kaca itu dan mengerat bagian busuk apel. Di keratan pertama, saya melihat sisi yang masih tersisa juga sudah membusuk. Saya kerat lagi untuk kedua kalinya. Bagian yang terlihat mulus di luar, ternyata juga busuk. Akhirnya saya buang seluruh bagian apel itu.

When God Writes Your Love Story

Saya suka kisah-kisah romantis. Saya pikir semua orang juga setuju dengan saya, meskipun kita memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Sepertinya, setiap pribadi punya cerita romantisnya masing-masing. Tidak selalu dengan pasangan lawan jenis, bisa saja dengan hubungan yang lain, contohnya hubungan dengan orangtua, kakak atau adik. Berbagai hubungan ini mempersiapkan diri seseorang untuk membina hubungan dengan calon suami atau isteri di masa depan.

Eric dan Leslie dilahirkan dan dibesarkan di negara yang sangat bebas, terutama dalam hal hubungan pria dan wanita, mendapatkan tekanan untuk menunjukkan iman mereka kepada Kristus dalam ketaatan menjalin hubungan istimewa ini. 'Perjuangan' ini diceritakan dengan bahasa yang menarik, dibarengi contoh yang nyata dan ada unsur lucunya juga. Meskipun demikian, saya dapat melihat bahwa Eric dan Leslie sangat serius dengan kebenaran Firman Tuhan, tidak lembek dalam menyatakannya.

Buku ini seperti mengingatkan kita bahwa Tuhan, Dialah penggagas awal keromantisan. Jadi, mengapa ragu menyerahkan persoalan hubungan kepada-Nya?

Selamat membaca

Wednesday, September 16, 2015

Bayar Denda

Salah satu pekerjaan saya di bagian sirkulasi perpustakaan adalah mengeluarkan surat peringatan keterlambatan pengembalian buku. Beberapa murid akan sangat menghargai pemberitahuan itu dan setelah menerimanya, mereka buru-buru menyelesaikannya. Segelintir yang kapok dan tidak mengulangi keterlambatannya dengan cara selalu mengecek tanggal pengembalian di selembar kertas kecil yang tertempel di setiap buku. Sayangnya, sebagian besar tetap saja mengulangi keterlambatannya hingga ada yang kesal dan memprotes sistem pemberian sangsi seperti ini. Padahal, hampir seluruh perpustakaan menerapkan sistem ini, tidak ada yang diubah. 

Beberapa minggu ini, Pak Pendeta sedang mengajarkan penginjilan dengan cara membagikan tautan video dari youtube. Di video tersebut, seseorang menanyakan kepada orang-orang yang ada di area publik mengenai 10 Perintah Allah yang tertulis di dalam hati mereka. Kalau ada yang belum tahu apa saja yang ada di dalam 10 Perintah Allah itu, berikut daftarnya:

Monday, September 14, 2015

Artificial Intelligence (AI)

Liburan lebaran yang lalu, teman-teman kantor berencana mengisi liburan bersama, salah satunya dengan nonton bersama. Sebenarnya, hanya nonton bersama itulah akhirnya terwujud. Saya dan dua teman lagi (laki-laki dan perempuan) memilih menonton Terminator Genysis. Setelah film selesai dan kami berjalan-jalan di mal, saya dan teman laki-laki tadi terlibat percakapan cukup mengesankan, buat saya. Dia bilang ide cerita film tadi ada di dunia nyata dalam bentuk artificial intelligence. Dia menjelaskan panjang lebar dan menurut saya lebay jika artificial intelligence itu harus dianggap sebagai ancaman serius untuk kehidupan manusia. Teman saya ini guru matematika yang suka buku, jadi saya pikir, dia hanya ikut-ikutan kata orang yang suka menulis buku-buku fiksi. 

Saya baru benar-benar ngeh perkataan dia waktu saya membaca tentang ini di koran Tempo, 31 Juli 2015. Artikel itu dimulai dengan Prof. Stephen Hawking dan CEO Tesla Motors yang memimpin lebih dari seribu ilmuwan dan peneliti robot terkemuka meneken surat peringatan terbuka ihwal bahaya perlombaan senjata militer berbasis Artificial Intelligence AI alias robot perang. Mereka ini orang-orang pintar di bidangnya dan mereka 'tahu' masa depan dunia jika robot perang ini diproduksi masal. Bahayanya lebih besar dari bom atom yang diciptakan Einstein.

Sunday, August 2, 2015

Tanda Alam

Ceritanya, saya dan satu teman naik motor sepulang dari menjenguk salah satu teman kerja yang sudah beberapa hari harus istirahat di rumah karena kena penyakit diabetes. Jarak balik ternyata lebih panjang dan melewati daerah-daerah perumahan baru. Hari sudah mulai gelap. Saya merasa angin yang menerpa kulit saya lebih dingin. Mungkin karena sudah malam. Beberapa kali saya memandang ke langit karena menangkap ada kilatan cahaya yang menyebabkan langit seperti "berkedip". Kedipan itu berulang di suatu tempat, sampai 3 atau 4 kali. 

Hati saya yakin sekali hari akan hujan. Saya bilang ke teman yang menyetir motor bahwa sebentar lagi akan hujan. Dia tidak mengiyakan karena memang sekarang sedang musim panas panjang. Lalu, saya diam lagi sambil mencari tanda-tanda alam lain. Saya mencium udara, baunya seperti tanah yang basah. Lalu, langit berkedip halus lagi. Saya bilang lagi ke teman bahwa hari akan hujan. Teman saya tetap tidak percaya dengan berbagai alasan. Saya juga jadi menilik diri sendiri. Apakah saya memang rindu hujan sampai-sampai saya berhalusinasi melihat kedipan di langit itu, bahkan sampai beberapa kali? Tanda-tanda alam itu masih saya rasakan terus hingga sampai di tujuan, tetapi saya tidak lagi memberi tahu teman saya. 

Monday, July 27, 2015

Musa

Sepanjang membaca kisah Musa, saya menemukan Musa itu orang rata-rata: pernah sok jadi pahlawan saat membunuh orang Mesir untuk membela bangsanya, pernah berusaha buang badan saat Tuhan memberikan tugas khusus dan ia mengelak dengan jawaban tidak bisa berkata-kata dengan baik, butuh nasihat orang dekat yaitu mertuanya Yitro, saat ia kelihatan tidak efektif dan efisien dalam mendengarkan keluhan bangsa yang dipimpinnya. Di saat yang sama, Musa juga seorang yang luar biasa, super, karena Tuhan memilih dia, satu-satunya manusia di jaman itu yang diijinkan untuk bertemu dengan Tuhan. 

Ketika Tuhan akan memberikan perintah kepada bangsa Israel, Musa diminta datang mendekat bersama-sama 70 tua-tua Israel. Mereka makan dan minum di sekitar Gunung Sinai. Setelah itu, Tuhan meminta hanya Musa yang diperbolehkan berhadapan langsung dengan Tuhan. Hanya dengan dialah, Tuhan bercakap-cakap langsung seperti dengan sahabat. Tuhan juga menyebut dia orang yang paling lemah lembut di seluruh dunia. Sungguh istimewa!

Wednesday, June 10, 2015

Takutlah, kembalilah

Neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan (Amsal 11:1)
Tetapi mengapa masih dilakukan?
Mengapa tidak ada rasa takut akan Tuhan sedikit pun?
Mengapa kau biarkan Mamon itu menggerogotimu?

Tidak takutkan kau akan Tuhan?
Dia yang setiap saat keluar dari mulutmu
Dia yang di berbagai kesempatan selalu kau sebutkan
Dia yang menjadi penghias rumahmu, meja kerjamu

Monday, June 1, 2015

Kudet = Kurang Update

Hari ini penuh insiden di ruang kerja saya, dari pengajar yang 'ngamuk, seorang teman yang mengerjai saya dengan telepon 'gelap'-nya sampai teman lain yang memperlihatkan saya segala sesuatu yang lagi update dari Youtube. Yang mau saya bicarakan di postingan sekarang adalah tentang komentar teman yang mengatakan saya 'kudet' alias kurang update

Saya tidak tersinggung dengan label ini, sebaliknya baru menyadari betapa kudetnya saya sekarang dibanding dulu. Saya suka musik, film, buku yang bisa memuatkan kehausan saya akan pengetahuan. Dulu, saya akan sangat marah jika diganggu menonton, membaca semua buku (biarpun buku tersebut tidak cocok untuk umur saya pada waktu itu), lebih memilih duduk di bangku yang tidak dilewati orang agar bisa melamun. Otak saya tidak berhenti bekerja, bahkan pada saat saya tidak berbicara atau mengerjakan apapun.

Sunday, May 24, 2015

Dukaku Tempat Kudus-Mu

Kali pertama seorang teman menyodorkan buku ini, dan buku-buku lainnya karangan Yohan Candawasa, saya sedikit enggan membaca judulnya. Saya merasa, dari judulnya saja, buku ini pasti mengetengahkan masalah-masalah hidup yang sangat menyedihkan. Teman saya mengiyakan hal itu karena seorang temannya memberikan buku-buku itu di saat ia dirundung duka karena kehilangan anak pertamanya. 

Lama buku itu tergeletak saja di rak tanpa saya baca. Saya tidak suka buku-buku sedih karena hati saya akan ikut sakit dan menangis bersama orang yang diceritakan di dalam buku-buku sedih. Tetapi mengembalikan buku tanpa membacanya, pasti akan membuat teman saya 'kecewa'. Akhirnya, saya 'paksakan' diri membaca, mulai dari membaca komentar-komentar orang tentang buku itu. Hmm, not bad.

Tuesday, May 19, 2015

Tali Tubuh

Banyak tali di tubuhku
Beda warna
Beda ketebalan
Semuanya mengikatku

Aku bergeser ke kiri
Tali yang satu terasa lebih kencang
Aku bergeser ke kanan
Tali lainnya giliran mencengkram erat

Aku berusaha di tengah
Tidak selamanya berhasil
Kalau berhasil, tidak lama
Kembali sakit tubuhku karena ikatan itu

Mau Jadi Apa?

Jadi, ceritanya kami di dalam satu gereja ada di musim penginjilan. Beberapa orang datang ke satu tempat yang sudah kami doakan bersama, mereka 'berjuang' di sana tetapi kami yang tidak pergi, berdoa. Hanya berdoa? Eh, jangan salah, berdoa tuh perjuangan juga loh. Murid-murid Yesus saja meminta agar Yesus mengajari mereka berdoa, karena memang tidak mudah. Juga Yesus mengutus Roh Kudus ke dalam hati kita setelah pengangkatan-Nya ke surga untuk berdoa dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Bukan tentang doa yang ingin saya posting kali ini, tetapi tentang komitmen. Saya dan satu teman mengalami kejadian yang nyaris mirip semalam. Kami sama-sama malas datang komsel. Bukan tentang suasana yang membosankan, atau teman-teman sekomsel yang membuat hati tidak enak, bukan tentang itu semua. Kalian juga pasti pernah merasakan malas tanpa alasan, terutama mengerjakan disiplin rohani. Tidak ada teguran keras atau omelan kalau tidak datang komsel. Semua akan baik-baik saja. Tetapi kenapa harus berkomitmen datang komsel?

Wednesday, April 29, 2015

Hukuman Mati

Berita hangat yang mengisi sosmed akhir-akhir ini adalah berita tentang hukuman mati yang dikenakan bagi terpidana kasus narkoba di Indonesia. Mata dunia sedang menatap ke Indonesia. Negara-negara yang warganegaranya tertangkap berusaha melobi, dan tidak sendirian, PBB pun turut "membantu" usaha ini. Hal ini tidak mengubah keputusan yang ada. Akhirnya, kemarin, para terpidana ini menghadapi ajalnya, kecuali satu orang, Mary Jane V.

Saat berjalan kembali ke ruang kerja, pikiran saya melayang ke para terpidana ini. Lalu, saya mengandai-andaikan diri, sekiranya saya menjadi salah satu dari mereka, apa perasaan saya? Menyesal, pasti. Lalu, apakah saya merasa diperlakukan tidak adil? Mungkin juga. Serentetan sidang pengadilan yang saya lewati dengan harapan terlepas dari hukuman yang mengerikan ini terasa lama dan melelahkan. Namun, inilah satu-satunya cara agar saya terbebas, sehingga, mau tidak mau harus saya jalani juga.

Tuesday, April 28, 2015

Teladan

"Sayang sekali, teman saya itu mati dalam keadaan mengenaskan. Bukan hanya tubuhnya yang kacau wujudnya, tetapi juga karena teman saya itu tidak siap dengan kematian. Saya jadi berpikir, tidak adakah orang yang pernah mengatakan sesuatu kepada dia tentang kebenaran atau seseorang yang hadir di dalam hidupnya menjadi teladan?" 

Begitulah salah satu pembicara di gereja saya mengawali kotbah pagi itu. Saya jadi memikirkan kata-kata ini dan membandingkannya dengan pengalaman saya. Firman Tuhan memang sudah akrab di telinga saya sejak kecil, tetapi tanpa teladan orang-orang di sekitar saya, rasanya sulit juga untuk bertumbuh secara rohani. Yang paling menonjol adalah teladan dari orangtua dan pendeta saya. Mereka tidak hanya mengajari tetapi juga menghidupi Firman Tuhan yang sudah mereka terima. Jadi, saya meneladani (meniru) sikap mereka terhadap Firman Tuhan. 

Paulus menjadi teladan bagi Timotius, dan Timotius menjadi teladan bagi orang-orang percaya pada waktu itu. Tuhan Yesus menjadi teladan bagi para murid-Nya, dan para murid-Nya menjadi teladan bagi para murid yang lainnya. Begitu seterusnya hingga kini. Kekristenan ditandai dengan menjadi teladan satu sama lain. Tanpa teladan, Firman Tuhan hanya akan sampai di kepala, tanpa pernah menyentuh hati, tanpa pernah mengubahkan hidup.

Monday, April 6, 2015

Tuhan adalah TUHAN

Pagi ini, saya membaca Alkitab secara berurut lagi, sudah sampai pada pasal 12 kitab Kejadian. Seperti kita tahu, Kejadian adalah kitab sejarah, penuturannya naratif, dimulai dari kisah penciptaan dunia, kejatuhan manusia, pemusnahan lewat air bah, penyelamatan beberapa manusia untuk kemudian meneruskan sejarah, silsilah para penerus, para anak-anak Allah yang mengambil anak-anak manusia sebagai isteri, pembangunan menara Babel dan seterusnya.

Sampailah saya pada kisah Abram, nama pertama Abraham, bapa semua orang beriman. Sedikit biografi mengenai Abram: ayahnya bernama Terah dan ibunya tidak disebutkan namanya. Ia memiliki 3 saudara laki-laki Nahor dan Haran. Abram dan Nahor menikah. Nahor menikah dengan Milka, anak Haran (adiknya, paman menikahi keponakan?) Abram menikahi Sarai. Tuhan memanggil Abram untuk keluar dari rumah orangtuanya dan menjanjikan keturunan yang banyak.

Friday, April 3, 2015

Messy Spirituality: Kerohanian yang Kacau

"Rasanya saya bukan orang Kristen yang baik."

Apakah Anda merasa: saya tidak cukup berdoa. Saya kurang membaca Alkitab. Saya kurang bersaksi. Saya kurang mengasihi Allah. Saya kurang berkomitmen. Saya kurang rohani. 

Maka, buku ini untuk Anda. Messy Spirituality (Kerohanian yang Kacau/Berantakan - tergantung judul yang dipilih), ditulis bagi sebagian besar dari kita yang bungkam karena yakin dirinya tidak mempraktekkan kekristenannya dengan benar. Michael Yaconelli dengan berani mengatakan bahwa segala ketidaksempurnaan, ketidakrampungan, dan kekacauan, sesungguhnya adalah ciri kekristenan sejati; bahwa kekristenan sejati itu identik dengan kekacauan, kegalauan, kelabilan dan ... juga kemerdekaan begitu gemilang. 

Kehidupan yang Berdoa: a Praying Life

Marilah kita akui saja, berdoa itu sulit!

Bahkan, sebegitu sulitnya sehingga sebagian besar dari kita nyaris tidak pernah berdoa, kecuali saat ada yang sakit atau dalam situasi yang mengharuskan kita melakukannya di muka umum, misalnya doa sebelum makan bersama.

Akar dari ketiadaan doa ini adalah adanya suatu ketidakpercayaan mendasar. Hal ini dapat membentuk hidup kita, bahkan sebagai orang Kristen sekali pun. Tanpa doa, hidup kita seringkali dilanda rasa takut, cemas, tidak ada sukacita, dan kelesuan rohani. 

Jika ini yang Anda alami, maka buku ini cocok untuk Anda. Buku ini berisikan pengajaran Paul E. Miller dalam sebuah seminar populer Prayer Life, yang telah membangkitkan semangat ribuan orang Kristen untuk memiliki kehidupan doa yang bergairah. Ini, jelas, adalah buku yang cocok bagi semua orang Kristen yang ingin mengalami sukacita dan kuasa dari kehidupan doanya. 

Kita Berhutang

Setiap orang pasti punya pengalaman berhutang, setidaknya berhutang kepada ibu yang telah melahirkan dengan bersusah payah bahkan meresikokan nyawanya. Karena tidak memiliki tagihan yang macet dibayarkan di bank atau kepada seseorang, seringkali kita lupa kenyataan ini. Kenyataan bahwa sesungguhnya kita berhutang. Seringkali, kita hidup seperti air mengalir tanpa tujuan, tanpa tuntutan, karena menganggap hidup  ini milik kita, bukan sebuah hutang.

Lebih buruknya lagi, seringkali kita berpikir Tuhanlah yang berhutang dengan kita. Doa-doa yang berisikan permintaan, menyisakan sedikit ruang untuk mendengarkan keinginan Tuhan, itulah yang dipanjatkan. Mungkin kita berpikir, Tuhan sudah menciptakan saya berarti Dia bertanggung jawab memelihara saya. Pernyataan ini tidak salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar.

Sakramen Pembasuhan Kaki

Gereja, pada umumnya, mengenal dan melakukan 2 sakramen penting, yaitu sakramen baptisan dan sakramen perjamuan kudus. Pada 3 April 2015, dan di tahun-tahun sebelumnya, saat jalanan di luar ruko macet berat sehabis hujan lebat yang turun cukup lama, saya dan beberapa anggota gereja berkumpul. Kami bergulat melawan kemacetan dan udara malam yang dingin untuk mengikuti sakramen ketiga, yaitu sakramen pembasuhan kaki. Foot-washing service, demikian kami menyebutnya. Biasanya, kami melakukannya sehari sebelum Paskah, memperingati wafatnya Kristus.

Setelah bernyanyi bersama, Pak Pendeta membacakan satu pasal yang menceritakan tentang Yesus Kristus yang membasuh kaki para murid-Nya. Lalu, tidak seperti biasanya, Pak Pendeta tidak memberikan penjelasan apapun, melainkan meminta komentar kami tentang pasal yang kami baca. Seorang teman memberikan komentarnya bahwa Tuhan Yesus saja mau melayani dengan mencuci kaki, suatu pekerjaan yang kotor. Saya berkomentar tentang 'kesalahpahaman' saya mengira bahwa para pemimpinlah yang seharusnya mencuci kaki orang yang dipimpin. Di ayat 10 dikatakan bahwa seorang hamba tidak lebih dari tuannya. Sehingga, saya berbalik pengertian, tugas mencuci kaki dilakukan oleh para hamba (pengikut Kristus yang masih ada di dalam dunia ini). Sedangkan, teman yang lainnya mempertanyakan permintaan Petrus agar Yesus Kristus membasuh juga tubuhnya dan dijawab dengan penolakan oleh Tuhan Yesus karena tidak perlu.

Monday, March 30, 2015

Keselamatan itu MAHAL

If you think safety is expensive, try an accident...

Saya menemukan kutipan ini di sebuah laman keamanan berlayar. Setelah membaca ulasan di laman tersebut, saya berkesimpulan ini adalah himbauan keras agar perusahaan-perusahaan pelayaran tidak memprioritaskan pada pemotongan pendanaan agar suatu perusahaan pelayaran mendapat untung lebih besar, sebaliknya, mereka harus lebih memikirkan keamanan berlayar karena satu kecelakaan akan mengakibatkan tidak hanya kerugian yang tidak sedikit tetapi juga berbagai tuntutan yang harus dihadapi dari pihak yang berkaitan dengan perusahaan itu. 

Itulah keselamatan yang diusahakan manusia selama mereka hidup di dunia. Manusia tahu bahwa kecelakaan tidak dapat dielakkan, tetapi mungkin untuk diminimalisir dengan persiapan yang matang. Oleh sebab itulah, produk-produk asuransi selalu mendapatkan ruang di alokasi pendanaan tiap manusia, jika kebutuhan pokok mereka tentunya sudah terpenuhi. 

Monday, March 9, 2015

Berawal Dari Kapucino

Percakapan ini terjadi di ruang Teacher Lounge tempat karyawan biasanya kongkow melepas lelah, sarapan, ataupun makan siang sambil ditemani secangkir kopi favorit, kapucino, yang keberadaannya seringkali tidak bisa diduga. 

Saya: ih, Pak Deri gak kasih tau kalo kapucino-nya dah ada lagi!
Pak Deri: yah, kan udah saya pasang fotonya gede-gede tuh di BB saya, terus kasih status...alhamdulilah, akhirnya terjawab semua pertanyaan...Emang gak liat, Ms?
Saya: *sambil tersenyum* gak Pak! Jadi aman nih selama seminggu ini ketersediaan kapucinonya? *sambil isi cangkir kedua*
Pak Deri: Alhamdulillah, aman Ms, sampe seminggu ini *sambil tersenyum senang*
Saya: asikkkk....saya pergi dulu Pak, makasih....

Friday, March 6, 2015

Tuhan yang Cemburu

Pagi itu, saya terbangun karena merasa seperti aliran udara dingin melesak masuk sampai menembus tubuh saya sehingga menggigil. Sambil memperhatikan sekeliling, saya tidak menemukan ada celah bagi udara dingin itu masuk ke dalam kamar. Takut kalau-kalau saya terserang tipus lagi, saya berdoa agar dijauhkan dari penyakit itu. Tiba-tiba, saya tersadar kalau malam sebelumnya, saya mohon kekuatan kepada Tuhan untuk bangun pagi TANPA alarm handphone. Saya tersenyum dan mengucap terima kasih pada Tuhan.

Saya buka 1 Korintus 10 dan membaca seluruh pasal. Kesan saya, dan akhirnya menjadi judul postingan kali ini adalah Tuhan itu cemburu. Pembuka pasal ini menyebutkan bagaimana Tuhan sudah begitu memperhatikan kebutuhan umat-Nya lewat perlindungan awan dan api di padang gurun. Mereka menjadi milik Tuhan lewat baptisan awan dan air, mengecap makanan dan minuman rohani yang sama, yang berasal dari Kristus, tetapi TUHAN TIDAK BERKENAN KEPADA BAGIAN TERBESAR DARI MEREKA. Paulus menyebutkan bahwa ini adalah PERINGATAN, sehingga apa yang terjadi waktu itu masih relevan dengan kita yang hidup di akhir zaman.

Sunday, February 22, 2015

Untuk Bapakku

Daddy, you know how much I love you. I need you forever. I 'll stay by your side. Daddy oh Daddy, I want always bliss you, but I never stop trying, to be your number one. You understand me, you teach me how to pray, and you play the game I love to play, I have no fear here when you are near, you guide me through the dark is night. I love you Daddy, you are my hero (and you always in my dream). I love you daddy oh daddy, you are my superstar


Daddy, you know how much I love you. I want you to help me, please show me the way. Daddy oh Daddy, sometimes I might do wrong. But I never stop trying, to be your number one. 


I wanna show you, I'll be as strong as you. When I grow up I still look up to you. So have no fear here I believe here. I will be my daddy's boy (girl). I love you Daddy. You are my hero (and you always in my dream). I love you daddy oh daddy, you are my superstar. The one in a million and a million in one. Forever I want to be by your side, you're in a million. Show me the way, guide me through my night. 

Tiba-tiba aja saya ketemu tautan di youtube I Love you Daddy . Saya pasang lagu ini berulang-ulang. Lirik yang sederhana tetapi cukup menggambarkan seperti apa daddy atau bapaknya si Ricardo ini. Mudah-mudahan seperti itu yang dirasakan si penyanyi cilik. Dan betapa beruntungnya dia. 

Thursday, February 12, 2015

Februari di Bali: bagian 3

Tirta Empul Tampak Siring
Kebetulan kami tiba di tempat ini karena menghindari polisi pariwisata yang menghadang di jalan di depan kami. Di dalam lokasi ini, ada permandian air suci, menurut pendapat rakyat setempat dan memang sudah banyak orang yang mandi di kolam-kolam yang disediakan, termasuk tamu mancanegara. Bangunannya memang diperuntukkan untuk sembahyang umat Hindu, ada aturan-aturan khusus yang harus ditaati pengunjung.

Februari di Bali: bagian 2

Arung Jeram di Sungai Ayung dengan Graha Adventure Crew
Sewaktu Ibu Ayu tanya sungai dan grade level yang kami inginkan, Lingling langsung meminta Sungai Ayung dan grade level medium. Letaknya jauh dibawah sana, sampai-sampai salah satu teman kami mengeluh sakit di bagian dengkul kaki. No pain, no gain. Gain yang kami dapat adalah kesenangan bisa pilih tempat yang kami suka di perahu, belakang dan depan, sementara 2 bule yang ikut di perahu, dapat posisi di tengah. Benar, di salah satu titik ada air terjun deras. Indah sekali pemandangan sepanjang penyusuran sungai dengan perahu itu, seperti di film-film Indiana Jones. Mungkin karena sama-sama senang, 2 bule di perahu kami cepat akrab bahkan kami bisa bercanda gila-gilaan dengan mereka. Jeramnya tidak seperti yang kami harapkan. Seharusnya kami pilih yang grade level difficult karena curah hujan kurang pada bulan ini. Secara keseluruhan, menyenangkan. Highly recommended!

Garuda Wisnu Kencana 
Sepertinya, semua orang yang pernah ke Bali pasti sudah mengunjungi tempat ini. Pada 2011, saya juga sudah menjajal tempat ini bersama rekan sekantor. Bedanya, kali ini, patung dewa Wisnu sudah jadi biarpun masih ada area yang terus dibangun. Kami menonton pertunjukan tarian Bali dan berfoto-foto. Ada juga cerita tentang Garuda Wisnu Kencana di salah satu tembok. Begini ceritanya (gaya suara drama radio haha). Dahulu kala, ada raja memiliki dua isteri. Salah satu isteri mem-bully isteri yang lain dan membuat permainan yang menjebak. Kalah taruhan si isteri naas ini. Tetapi anak si isteri naas ini mohon kepada dewa Wisnu agar ibunya dibebaskan. Lalu, permohonan ini diluluskan. Sebagai gantinya, si anak menjadi tumpangan dewa dan menjadi Garuda Wisnu Kencana. Nama-nama karakternya? Lihat sendiri kalau kamu ke sana, ya! dan jangan lupa kasih tahu saya, soalnya saya gak pandai mengingat nama hehe.



UC Silver: I'm Unique
Pak Ketut membelokkan mobil ke area luas parkiran dengan desain indah banget, UC Silver. Kami disambut oleh seorang pramuria wanita, lupa tanya nama dia hehe. Kami diantar melihat pembuatan perak sedangkan lokasi pembuatan emas tidak boleh didatangi karena banyak berlian. Setiap pekerja mengerjakan satu desain perhiasan dari awal sampai akhir, pembakaran hingga pemolesan. Bukan sekadar berat yang dinilai, lebih penting desainnya. Dan memang, saat kami memasuki semacam galeri perhiasan, desain-desainnya cantik sekali.

Wednesday, February 11, 2015

Februari di Bali: bagian 1

Kekhawatiran bos saya tidak terjadi. Selagi Jakarta diguyur hujan berlimpah-limpah, Bali kekeuh diguyur sinar matahari. Keputusan saya bersama 3 teman lainnya berlibur di Bali pada Februari ini sepertinya pilihan yang tidak salah. Kapan saja kami bisa datang ke pantai dan duduk-duduk di pinggir atau berenang menikmati ombak-ombak yang tidak begitu tinggi seperti biasanya di bulan itu. Jadi liburan kami tidak terganggu sama sekali karena cuaca. 

Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari perjalanan ini adalah SELALU RENCANAKAN PERJALANAN terutama bagi kalian yang sedang masuk dalam masalah paceklik keuangan. Kamu harus siap dengan seorang supir atau agen perjalanan yang terpercaya supaya banyak tempat-tempat wisata menarik yang bisa dikunjungi dalam sehari. Kamu bisa hubungi Ayu Tropika Travel di PIN BB 7CEE02CA, dan Ibu Ayu bakal mengurusi semua keinginan kamu, dari menyediakan supir, penginapan sampai paket-paket tur yang kamu mau dengan harga yang ramah di kantong dan sejuk di hati haha. Seriously!!! Oh ya, jangan lupa juga bawa kamera dan tongsis biar liburannya diabadikan dalam foto-foto seru.
Take Nothing But Pictures

Di posting kali ini, saya ingin bagikan tempat-tempat terbaik yang kami kunjungi.

Pantai Blue Point
Dari namanya, pasti sudah terbayang seperti apa tempatnya. Jalan menuju pantai itu curam banget dan di ujung hampir mencapai pantai, tangganya sudah tidak pakai pegangan. Di tengah-tengah dua batu besar, pasir pantai menuntun ke hamparan laut yang bening.

Thursday, January 15, 2015

Peliharalah Kasih Persaudaraan!

Ini kisah tentang keluarga...
Ini kisah tentang keluarga pada umumnya...
Ini kisah tentang keluarga pada umumnya yang diwarnai dengan konflik dramatis...

Bukannya mau apatis tentang sebuah keluarga yang ideal, sebuah keluarga yang di dalamnya hanya ada tawa riang, tetapi umumnya, sebuah keluarga memiliki kisah konflik. Setidaknya, begitu yang terjadi dengan keluarga-keluarga yang saya kenal.

Selasa lalu, kami berkumpul lagi di dalam komsel. Sepasang suami isteri bercerita tentang konflik keluarga mereka. Ada kisah dramatis di dalamnya. Saya mendengarkan kisah keluarga mereka sambil berpikir, "kok bisa ya masalahnya hampir mirip dengan keluarga saya sendiri?" Saya pun angkat bicara, menceritakan kondisi keluarga saya. Sebetulnya, saya tidak suka menceritakan keluarga saya karena tidak ada solusinya, malah saya kuatir akan membuat kesan buruk terhadap keluarga saya.

Seni Mendengarkan

Pertama-tama, saya perlu beritahu bahwa biarpun saya suka menulis, saya ini tidak suka berbicara. Alasannya? Banyak. Saya lebih suka mengamati karena saya punya keyakinan, seseorang lebih bisa dipercaya dari tindakannya, bukan omongannya. Saya juga cenderung berbicara apa adanya. Tidak semua orang siap menerimanya. Saya juga harus lihat siapa yang saya ajak bicara. Bahasa yang saya gunakan tidak sama, antara ke rekan kerja dengan ke murid. Saya juga tidak pandai mengeluarkan mengungkapkan pikiran saya lewat kata-kata verbal. Saya selalu saja mendapati ada sesuatu yang tidak tersampaikan saat saya harus mengekspresikan maksud saya dalam bicara. Masih banyak alasan lainnya, ini saja sudah cukup mewakili.

Belakangan ini, saya didatangi secara teratur oleh seorang murid SMP. Dia senang menceritakan tentang kenalan baru yang didapat dari salah satu sosial media. Mungkin karena saya sudah lama meninggalkan bangku SMP, saya jadi merasa cerita murid ini, yah begitulah :) Ditambah kepindahan ruangan membuat saya banyak pekerjaan yang belum selesai. Jika murid ini sedang bercerita, saya tidak bisa mengerjakan apapun kecuali mendengarkan suara dan melihat ekspresi wajahnya. Semakin saya menanggapi cerita murid itu, semakin banyak dia bercerita.

Akhirnya, setelah cukup lama mendengarkan, dia bercerita tentang pengalamannya yang juga menarik hati saya. Selama liburan, murid ini harus mengorbankan waktu tidurnya untuk menyelamatkan seekor anjing yang ditangkap dan diikat dengan kawat oleh salah seorang pekerja bangunan. Hatinya iba melihat kondisi anjing ini. Lalu, dia menghubungi seorang teman untuk mengerjakan strategi penyelamatan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tuesday, January 6, 2015

Daud dan Para Musuh

Awal tahun 2015 juga menjadi awal pergantian buku harian saya. Tentu saja, saya masih simpan buku itu karena di dalamnya tersimpan catatan saya mengenai hal-hal apa saja yang saya dapatkan dari Firman Tuhan. Renungan ini merupakan renungan istimewa karena saya siapkan untuk pertama kalinya dibagikan ke komsel baru yang saya pimpin. 

Apa yang paling sering menjadi pikiran kita? Pikiran yang membahagiakan atau menyedihkan?
Apa yang paling sering keluar di dalam percakapan kita? Keburukan atau keindahan?

Kedua pertanyaan di atas bukanlah pertanyaan untuk menghakimi.  Apapun jawabannya, seperti itulah keadaan hati kita karena faktanya, kita tidak bisa melihat ke dalam hati kita sendiri.

Hati Daud dibebani oleh tindakan para musuhnya. Jelas sekali, seluruh perkataan dan pikirannya berisi keluhan. Apa yang Daud lakukan? Inilah isi hati Daud yang tercatat di dalam Mazmur 56. Ia menceritakan kepada Tuhan segala sesuatu yang telah diperbuat oleh para musuhnya.

Saat Sahabatmu Menikah

Saat sahabatmu menikah, kamu juga turut berbahagia
Akhirnya, setelah semua pergumulan berat menjelang hari bahagia itu,
Sahabatmu berdiri di sana bersama suaminya,
Kamu juga di sana, di antara para tamu, memandangi wajah sahabatmu
Kamu segera tahu, itulah saat terakhir kebersamaan kalian

Sebulan berlalu sejak pernikahan Anas, sahabat Nita. Pernah sekali waktu mereka berjalan bersama setelah pernikahan itu. Nita bercerita seperti biasanya tentang hal-hal sepele di kantor mereka. Anas mendengarkan dan memberi komentar, seperlunya. Nita memalingkan muka melihat wajah Anas. Ada yang hilang di sana. Anas tidak lagi sama. Tiba-tiba saja Nita merasa sendirian. Percakapan masih terus mengalir dari mereka berdua, namun tidak lagi seperti dulu. Sejak saat itu, Nita selalu menghindar ajakan Anas untuk bertemu. Buat apa? Keadaan sudah berbeda sekarang.

Sunday, January 4, 2015

Bagi-bagi Resep

Hi semua....
Selamat Natal 2014 dan Selamat Tahun Baru 2015...

Sudah beberapa tahun ke belakang, liburan Natal dan Tahun Baru saya diisi dengan kegiatan memasak dan membuat kue. Di saat-saat ini, ada semacam keharusan menyediakan makanan karena (siapa tahu) ada kerabat maupun teman yang mengunjungi. Alasan lainnya, anggota inti keluarga saya juga senang makan. Itu artinya, kalau makanan atau kue yang disajikan enak, maka keberadaan makanan atau kue itu tidak akan lama, sebaliknya kalau kurang enak, makanan atau kue itu tetap habis tetapi butuh waktu agak lama, hehe. 

Perlu saya informasikan bahwa saya ini koki pemula dan musiman, hanya pada saat liburan Natal dan Tahun Baru membuat kue. Saya juga dibantu oleh seorang asisten koki, kakak saya sendiri. Tahun ini, karena tidak mengikuti aturan, akhirnya kakak saya tidak dilibatkan. Sebagai gantinya, mama saya yang membantu. Lebih tepatnya, mama saya yang jadi koki, saya asisten koki yang gambaran kerjanya menakar bahan, membentuk adonan dan memanggan adonan dengan alat pemanggang listrik. Saya bisa berbangga karena hanya sayalah yang selalu mendapatkan tanggung jawab penuh untuk hasil pemanggangan adonan. Kakak dan mama saya takut kesetrum, hehe.

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...