Tuesday, November 29, 2016

Mengapa Hal Buruk Menimpa Hidup Orang Baik?

Saya berharap pemimpin saya terbebas dari jeratan fitnah dan dapat melanjutkan tugasnya seperti sediakala. Ternyata, pengadilan memutuskan pemimpin saya itu sebagai tersangka. Beliau tidak mau ada praperadilan untuk menggugat keputusan pengadilan ini, yang menurut saya perlu digugat. Hati saya sedih. 

Kemarin malam, saya mengantarkan teman mengecek darah hingga keluar hasilnya. Kami sudah memilih rumah sakit umum agar tidak perlu membayar mahal. Pelayanan di rumah sakit umum tentu berbeda dengan di rumah sakit swasta, tempat tidur alakadarnya, dokter bukan ahli, menunggu hingga hampir 3 jam. Tidak mengapa asalkan tidak mahal. 

Ketika menerima tagihan, kami terkejut karena mahal sekali, juga tidak sesuai harapan kami semula yang hanya ingin memastikan teman saya itu tidak terkena tipus. Itu baru kami ketahui setelah konsultasi dengan tenaga medis tempat kami bekerja. Seharusnya orang sakit ditolong, sebaliknya sudah sakit, bayar mahal, tidak sesuai harapan pula. Mau protes? Gak pasti juga hasilnya akan memuaskan. Kami kecewa. 

Tuesday, November 22, 2016

Mecin

Kalau sedang malas, biasanya saya ikut saja pilihan menu dari teman kos.  Seperti malam ini, mereka pilih makan sosis panggang plus tahu krispi. Kebetulan,  saya memang belum pernah mencoba sosis panggang. Meski cuma begitu doang, tapi kenyang Kak, begitulah alasan mereka untuk meyakinkan saya. Alasan lainnya, mereka ingin diet jadi gak perlu makan nasi. Baiklah, semoga diet kalian berhasil hehe. 

Setelah membeli sosis, kami menuju gerobak tahu krispi. Abangnya tanya mau asin, pedas, manis, keju. Dalam hati saya hanya ingin tahunya saja tanpa ditambahkan bumbu lain. Karena teman-teman pakai tambahan, saya ikutan juga, pilih asin. Setelah selesai, pulanglah kami ke kos. 

Rasa sosisnya lumayan, meskipun rasanya saya tidak akan membeli lagi hehe. Tahu krispinya?  Sebenernya enak tapi campuran yang membuat rasa asin itu sungguh mengganggu rasa di lidah. Saya tawarkan ke temen lain, dia lalu berkomentar terlalu asin. Teman lain bilang itu mecinnya kebanyakan. 

Saturday, November 5, 2016

Keledai Liar

Coba renungkan kisah anak sulung dari satu keluarga kurang harmonis. Bayangkan kalau kamu yang ada di posisinya.

Aku ini seorang anak laki-laki, lahir dari seorang bapak yang sangat kaya. Setelah dewasa, aku baru tahu bahwa bapakku menikahi ibuku sebagai isteri kedua karena isteri pertamanya mandul, saat itu. Kini, isteri pertama bapakku sudah memiliki seorang anak. 

Sebagai anak pertama, seharusnya aku yang mendapatkan kasih sayang lebih banyak daripada adikku. Setelah adikku lahir, isteri pertamanya melarangku untuk bermain dengannya. Aku lebih sering menjauh dari kemewahan di rumah bapakku. Meskipun status ibuku isteri yang sah, tetap saja Ibu tidak setara haknya dengan isteri pertamanya. Mungkin karena dulunya Ibu seorang budak. 

Thursday, November 3, 2016

Berani

Berani karena benar, takut karena salah...
Terkenal banget ini kalimat, terutama waktu saya belajar PMP (mirip PKN atau Kewiraan, kalau untuk sekarang) di sekolah. Sampai sekarang, kalimat itu masih saya pegang meskipun seringkali saya tidak bisa melakukannya.

Kalau benar, sudah pasti berani?
Waktu dunia saya masih 'sempit', masih anak sekolahan, kalau saya benar, saya berani mengungkapkannya. Sejalan dengan pertambahan umur, pengalaman, relasi, saya menyaksikan kata berani ini berubah makna. Berani berarti kurang ajar jika menyangkut orang yang berada di atas saya. Berani berarti fanatik jika urusannya dengan memegang prinsip. Berani berarti tidak diplomatis, tidak mencari 'win-win solution' alias gue ama lu sama-sama menang.

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...