Wednesday, February 6, 2019

Sidang Tesis

Hari sidang tesis saya sudah semakin dekat. Dosen pembimbing menyarankan agar kami mempersiapkan hari itu dengan sebaik-baiknya. Selain format presentasi yang harus dibuat menarik dan informatif, kami juga harus tahu dan sadar akan setiap kata yang sudah kami tuliskan di dalam tesis. Oleh sebab itu, dosen pembimbing meminta kami untuk membaca lagi bab demi bab dengan seksama. Dengan seksama. Artinya, kami tahu di bagian mana kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja sudah dibuat, ataupun data-data penting yang seharusnya dimasukkan, namun terlewatkan. Jika penguji meminta pertanggungjawaban, kami dapat membuktikan dengan menyertakan data penting tersebut di slide lain, atau meminta maaf atas kekeliruan yang sudah terjadi, serta berjanji akan merevisi. 

Saya tidak tahu pertanyaan apa yang akan saya dapatkan dari dosen penguji. Oleh karena itu, saya berusaha mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Pertama-tama, saya menjadi penguji buat tulisan dan presentasi saya. Menurut kacamata sebagai penguji ala-ala, saya mendapati ada saja kesalahan di sana sini padahal pada saat mengerjakannya sudah sangat bersungguh-sungguh. Saya juga mempercayakan koreksi dari dosen pembimbing, sehingga saya sangat menyesalkan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu itu. Kedua, saya berlatih mempresentasikan tesis saya sebaik-baiknya, dengan pikiran mudah-mudahan dosen penguji tidak memberikan pertanyaan sulit. Saya harus berkonsentrasi dengan kata-kata saya, dan juga meredam perasaan was-was yang tidak mungkin dihindari. Seorang teman pernah memberikan kata-kata penguatan, "Tenang aja, selama lu mengerjakan semuanya sendiri, pasti bisalah!" Pasti bisalah. Tetap saja tidak tenang.

Selama masa persiapan ini, saya teringat bahwa manusia, suatu hari nanti, percaya atau tidak percaya,  siap atau tidak siap, akan menghadapi sidang juga. Pengujinya Tuhan semesta alam. Semua manusia harus mempertanggungjawabkan 'tulisan' di dalam hidup masing-masing. Sebaik apapun persiapannya, apalagi kalau tidak bersiap, pasti aja ada kesalahan. Kali ini, tidak ada revisi, yang ada lulus atau tidak lulus. Dan, dapat dipastikan, menurut standar Tuhan, tidak ada yang akan lulus. Mereka yang lulus itu hanya oleh kasih karunia Tuhan. 

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...