Monday, June 24, 2019

Hari Kelulusan

Horeee, akhirnya kami resmi memakai toga dengan tali di topi yang sudah dipindah ke kanan. Ternyata ya ada artinya tuh kenapa tali itu harus dipindahkan. Jadi, selama kuliah, kami menggunakan otak kiri untuk mengerjakan tugas dan ujian, setelah lulus, kami diharapkan menggunakan otak kanan untuk mendorong kreatifitas dan kemampuan soft skills lainnya untuk mengatasi persoalan-persoalan sosial yang ada di sekitar kami. Bagus juga. Catet ya :D

Mama saya orangnya suka merayakan. Berbeda dengan saya yang menganggap segala capaian itu B aja, alias biasa aja. Memang ketika menjalani proses kelulusan itu, saya merasa dunia saya 'diobrak-abrik' dan selalu mengejar waktu. Saya lelah dan ingin segera selesai. Saya juga dikejar deadline kelulusan karena menggunakan fasilitas beasiswa. Mengingat kembali peristiwa itu, saya sangat bersyukur atas IPK yang lebih dari 3.5, lumayan bagi saya. Disuruh mengulang? Ogah. Temen dan dosen ada yang menyarankan untuk saya mengambil S3 tapi ntar dulu, saya baru saja menikmati kebebasan sebagai individu.


Kembali ke Mama saya. Beliau suka sekali merayakan. Sepertinya beliau bangga pada kelulusan saya, makanya setelah wisuda, langsung ada syukuran lagi di rumah. What? Persiapan dandan untuk wisuda, entah kenapa membudaya, mirip dengan persiapan dandan pengantin. Saya perlu bangun jam 4 untuk dikonde dan didandani jam 4.30, langsung berangkat ke UPH jam 6 tepat karena acaranya mulai jam 8.45. Hari-hari sebelumnya, biasalah si Mama, panik, bilang tidak akan sempatlah kalau berangkat jam 6, harus mondoklah di Karawaci, dan lain-lain saran yang heboh. Saya meyakinkan beliau bahwa kondisi jalanan akan baik-baik saja dan kami akan tiba sebelum waktunya.

Mama mau bersusah-susah untuk urusan wisuda ini. Saya mengambil hikmahnya aja ya. Di Alkitab, banyak perayaan-perayaan yang diharuskan bagi orang Israel untuk dilakukan. Tujuannya untuk mengingat kebaikan Tuhan sehingga hati mereka tetap 'bernyala-nyala' bagi Dia, alias tidak dingin. Coba deh baca di Mazmur 79, 81, dan 103. Masih banyak lagi perayaan, lagu, korban yang harus diberikan orang Israel untuk mengingat kebaikan Tuhan. Saya bersyukur Mama saya seorang yang merayakan. Mama tidak pernah menangis jika cobaan hidup datang, tapi jika mengingat kasih Tuhan dalam hidupnya, beliau akan meneteskan air mata. Perayaan wisuda ini pengingat saya bahwa Tuhan sangat baik menyertai saya menjalani proses pendidikan hingga selesai.

Hal lain yang mau saya bagikan, ternyata lulus itu tidak gampang. Mengikuti perkuliahan mudah, tetapi menyelesaikannya tidak mudah. Saya sungguh terkejut mendapatkan kabar salah satu teman, murid terbaik di angkatan berhenti. Saya japri teman saya itu dan ia hanya bilang terlalu sibuk. Bukankah selama kuliah dia sibuk, kami semua sibuk? Dan sibuknya tentu saja pada level terlalu karena kami harus menjaga keseimbangan antara kerja dan kuliah. Teman saya ini hanya mengerjakan bab 4 dan bab 5 karena bab 1-3 sudah sempurna, tidak 'diacak-acak' lagi oleh dosen pembimbing kami. Sungguh saya heran mengingat semua usaha, daya, dana yang sudah dikeluarkan selama ini. Memang haknya teman saya itu. Biarlah segala yang baik dia terima.

Peristiwa ini mengingatkan saya akan panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Bukan awal yang penting, melainkan akhir. Namun, awal sangat menentukan arah yang akan kita tuju. Awal menjadi pengikut Kristus adalah pada saat kita mengalami lahir baru. Hidup kita tidak sama lagi di dalam, di luar, tantangan masih sama. Harus ada keinginan dalam hati untuk menyelesaikan iman sampai akhir, seperti ketika saya memutuskan untuk mengambil gelar S2. Tantangan besar, tantangan kecil, kemenangan, kekalahan, tidak boleh membuat kita berhenti mengikut Kristus. Selama 2 tahun, saya tidak pernah sakit. Banyak penghiburan dan pengharapan yang Tuhan sediakan lewat banyak orang ketika saya lelah, sedih, takut, marah. Kristuslah yang membuat kita berhasil lulus. Kehendak Dia "karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna (Matius 5:48)". Bagian kita hanya mau dan taat, Tuhanlah yang menyempurnakan hingga akhir.

Segala kemuliaan hanya bagi Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat dunia.

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...