Sunday, August 2, 2015

Tanda Alam

Ceritanya, saya dan satu teman naik motor sepulang dari menjenguk salah satu teman kerja yang sudah beberapa hari harus istirahat di rumah karena kena penyakit diabetes. Jarak balik ternyata lebih panjang dan melewati daerah-daerah perumahan baru. Hari sudah mulai gelap. Saya merasa angin yang menerpa kulit saya lebih dingin. Mungkin karena sudah malam. Beberapa kali saya memandang ke langit karena menangkap ada kilatan cahaya yang menyebabkan langit seperti "berkedip". Kedipan itu berulang di suatu tempat, sampai 3 atau 4 kali. 

Hati saya yakin sekali hari akan hujan. Saya bilang ke teman yang menyetir motor bahwa sebentar lagi akan hujan. Dia tidak mengiyakan karena memang sekarang sedang musim panas panjang. Lalu, saya diam lagi sambil mencari tanda-tanda alam lain. Saya mencium udara, baunya seperti tanah yang basah. Lalu, langit berkedip halus lagi. Saya bilang lagi ke teman bahwa hari akan hujan. Teman saya tetap tidak percaya dengan berbagai alasan. Saya juga jadi menilik diri sendiri. Apakah saya memang rindu hujan sampai-sampai saya berhalusinasi melihat kedipan di langit itu, bahkan sampai beberapa kali? Tanda-tanda alam itu masih saya rasakan terus hingga sampai di tujuan, tetapi saya tidak lagi memberi tahu teman saya. 


Sampai di kos, saya buka kedua jendela saya, memasukkan beberapa pakaian yang sudah kering dari jemuran. Saya menyalakan komputer, mulai melanjutkan beberapa tugas terjemahan. Tidak berapa lama, hujan pun turun. Saya lihat di status teman-teman, beberapa tempat sudah turun hujan. Saya tersenyum. Saya langsung kirim pesan ke teman semotor saya baru saja. Tuh kan, apa saya bilang? Hujan kan? Teman saya tidak langsung menjawab balik jadi saya tinggalkan hp saya tergeletak di tempat tidur. 

Pikiran saya melayang kembali ke percakapan di atas motor. Tanda-tanda itu sudah jelas ada, bukan halusinasi saya, tetapi teman saya tidak yakin karena tidak memperhatikan seintens saya. Meskipun begitu, teman saya tetap tidak percaya karena pada umumnya memang tanda-tanda itu tidak menyebabkan hujan. Artinya teman saya, dalam kadar tertentu, sudah apatis menunggu datangnya hujan. Saya juga akhirnya berhenti meyakinkan teman saya karena saya menjadi sama apatisnya dengan dia, setelah melalui perdebatan kecil, meskipun hati saya terus berkata memang akan hujan.

Demikian juga halnya dengan kedatangan Kristus. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa kita harus memperhatikan tanda-tandanya, baik dari alam maupun perilaku manusia. Lukas 21 : 25 - 26 mengatakan bahwa akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Tetapi itu pun belum kesudahannya. 

Kedatangan Kristus itu seperti pencuri. Tidak ada yang tahu kapan tepatnya, tetapi tanda-tanda alam ini tidak bisa diabaikan. Apa yang perlu dilakukan? 

Lukas 21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." 

Kalau kamu belum yakin status diri kamu ketika ada pada Hari itu, saya mau beritahu, bahwa hanya Yesus Kristus (Isa Al-Masih) satu-satunya yang bisa memberikan jaminan keyakinan keselamatan itu. Jangan tunggu lagi. Tuhan akan segera datang. 

Maranatha. 


No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...