Wednesday, April 17, 2013

Yesus Kristus : siapakah Dia?


Salah seorang teman menyarankan agar saya membawakan pembahasan mengenai Yesus Kristus di kelompok Alkitab yang saya pimpin. Tentu saja, saya langsung menyetujui, dengan alasan sudah seharusnya kita mengenal Pribadi yang kita sembah. Selama ini saya membawakan topik tentang peperangan rohani, yang cenderung saya sukai karena sifatnya mudah dimengerti dan dipahami, seperti buku know-how atau buku manual.

Saya hanya memiliki waktu seminggu untuk mempersiapkan bahan diskusi ini. Sebenarnya, istilah bahan diskusi ini juga kurang tepat. Siapa kita yang mendiskusikan Yang Mahatinggi? Cukupkah kata-kata manusia menjelaskan semua tentang Yang Mahatinggi? Tetapi Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki agar semua manusia mengenalNya sehingga tidak beroleh binasa (Hosea 4:6). Puji Tuhan, berarti ada kemungkinan manusia bisa mengenal Dia, seru diri saya. 

Dengan kepercayaan diri yang baru, saya mulai membuka-buka buku tentang pribadi Yesus Kristus. Pengenalan saya dengan Yesus Kristus sudah dimulai sejak saya memutuskan untuk hidup bagi Dia dan jika saya ceritakan, semua kisah itu agaknya terlalu subyektif untuk saya sampaikan kepada teman-teman di komsel. Bagaimana menerangkan semua ini dengan teman yang tidak dilahirkan dari keluarga Kristiani atau bahkan para ateis?

Saya percaya bahwa kata-kata Tuhan di Kitab Hosea 4:6 di atas bukan diperuntukkan hanya untuk orang Kristen karena tertulis 'semua manusia.' Yah, semua manusia. Tak terkecuali. Bukankah ini berita yang baik? Tuhan (Pribadi Yang Mahatinggi) ingin dikenal oleh semua manusia sehingga mereka tidak beroleh binasa. Jadi tidak mengenal Tuhan bisa membawa akibat kebinasaan. Bukankah ini berita yang tidak baik? Jadi apa yang harus dipilih? Seorang yang waras tentu akan memilih berusaha mengenal Tuhan dengan upaya sedemikian rupa, namun mungkinkah obyek yang tidak kekal mendapatkan pengetahuan tentang Obyek yang kekal?

Puji Tuhan sekali lagi, batin saya berseru. Tuhan mengambil inisiatif untuk memperkenalkan diriNya kepada semua manusia. Dia mengambil bentuk seorang manusia, meninggalkan surga yang penuh kemuliaan untuk hidup di tengah-tengah manusia, masuk ke dalam dunia yang kusut. Ya, Dialah Yesus Kristus. Pribadi yang agung sepanjang sejarah manusia. Dan tidak hanya berhenti sampai di sini saja usaha Tuhan untuk mengenalkan dirinya kepada manusia, tetapi juga Yesus Kristus menyerahkan nyawaNya bagi tebusan semua manusia.

Lalu siapakah Yesus Kristus ini? Dia bukan manusia setengah dewa, seperti Herkules dalam tokoh mitos Yunani. Bukan juga orang suci seperti para santo dan santa di gereja Katolik. Bukan juga tokoh pembawa ajaran agama baru. Bukan, Yesus Kristus adalah Tuhan dalam rupa manusia. Sulit dimengerti? Ya, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Inilah kebenaran dalam tingkat supra-rasional (rasional dalam tingkat yang melampaui yang dapat dicapai otak manusia).

Saya membaca beberapa buku referensi tentang Yesus Kristus, salah satunya berjudul Siapakah Kristus? karangan Pdt. DR. Stephen Tong. Di dalam sejarah manusia, selalu saja ada pendapat mengenai Yesus Kristus, persis seperti pada waktu Kristus bertanya kepada murid-muridNya. Menurut orang-orang, siapakah Aku ini? ... menurut kamu siapakah Aku ini? Semua sukubangsa setidaknya pernah mendengar dan punya pendapat sendiri tentang Kristus, tetapi kita tidak bisa bersandar pada pendapat kebanyakan orang. Satu pendapat yang mendapatkan pujian dari Kristus sendiri adalah yang datang dari mulut seorang nelayan kasar, biasa, tidak berpendidikan, Simon Petrus. Engkau ini Anak Allah yang hidup. Kristus mengatakan bahwa bukan manusia yang menyatakan hal ini tetapi Tuhan sendiri. Dan di atas dasar pernyataan inilah, di atas dasar Kristus, gerejaNya dibangun.

Kita bisa dapat banyak pernyataan mengenai Kristus, dari kehidupan hingga kematianNya. Seorang penulis Inggris terkenal, C.S. Lewis menanggapi tanggapan-tanggapan meragukan keTuhanan Kristus dengan pertanyaan, "If Christ is not God, then who is He?" Kalau Dia itu manusia biasa, mengapa sebelum Dia dan sesudah Dia tidak ada lagi manusia yang bangkit seperti atau melebihi Dia? Tanpa keraguan Dia menyatakan diri sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Lalu ketika para murid bertanya seperti apakah rupa Bapa (Tuhan) itu? Kristus menyatakan bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Manusia biasa mungkin bisa meramalkan hari kematiannya, seperti Nostradamus tetapi tidak ada yang pernah meramalkan kebangkitan pada hari ketiga.

Jadi menurut Anda, siapakah Kristus itu? Tanpa pewahyuan dari Yang Mahatinggi, maka semua pernyataan itu akan sia-sia. Berdoalah agar Tuhan sendiri menyatakan diri Yesus Kristus kepada setiap kita. 

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...