Tuesday, November 29, 2016

Mengapa Hal Buruk Menimpa Hidup Orang Baik?

Saya berharap pemimpin saya terbebas dari jeratan fitnah dan dapat melanjutkan tugasnya seperti sediakala. Ternyata, pengadilan memutuskan pemimpin saya itu sebagai tersangka. Beliau tidak mau ada praperadilan untuk menggugat keputusan pengadilan ini, yang menurut saya perlu digugat. Hati saya sedih. 

Kemarin malam, saya mengantarkan teman mengecek darah hingga keluar hasilnya. Kami sudah memilih rumah sakit umum agar tidak perlu membayar mahal. Pelayanan di rumah sakit umum tentu berbeda dengan di rumah sakit swasta, tempat tidur alakadarnya, dokter bukan ahli, menunggu hingga hampir 3 jam. Tidak mengapa asalkan tidak mahal. 

Ketika menerima tagihan, kami terkejut karena mahal sekali, juga tidak sesuai harapan kami semula yang hanya ingin memastikan teman saya itu tidak terkena tipus. Itu baru kami ketahui setelah konsultasi dengan tenaga medis tempat kami bekerja. Seharusnya orang sakit ditolong, sebaliknya sudah sakit, bayar mahal, tidak sesuai harapan pula. Mau protes? Gak pasti juga hasilnya akan memuaskan. Kami kecewa. 

Teman lain, seorang supir, mengadukan nasibnya yang tidak menentu di tempat kerjanya. Saya tahu, teman saya ini jujur, baik, setia, tetapi jabatannya memang hanya seorang supir. Dia dipindah tanpa pemberitahuan setelah lama bekerja di sana. 

Karena diperlakukan tidak adil, dia marah. Namun, bosnya hanya menganggap kemarahannya itu sebagai bentuk pemberontakan. Mendengar ini, saya ikut marah, tetapi saya hanya bisa melakukan itu. Saya marah atas ketidakadilan yang dialami teman saya. 

Ketika saya sedang merasa terganggu secara emosi, saya akan berjalan kaki sendirian meskipun jarak yang saya tempuh lumayan jauh. Saya mencari jawaban mengapa orang-orang di dunia ini tidak adil. Bukankah kita ini sesama manusia, tinggal di planet yang sama, mengapa tidak ada pertolongan, pembelaan atas ketidakadilan? 

Saya sendiri pernah diperlakukan tidak adil. Saya tahu rasanya sakit di dalam hati. Kadang teman atau saudara sendiri tidak akan bisa memahami jika mereka tidak berada di posisi kita pada saat diperlakukan tidak adil. Persis seperti posisi terhadap teman-teman dan pemimpin saya yang mengalami ketidakadilan.
Lalu, saya teringat kisah Ayub yang sedang saya baca dalam renungan pagi. Ayub yakin dirinya tidak bersalah. Teman-teman yang awalnya duduk diam mengenakan kain kabung dan abu di atas kepala tanda bersimpati, lama-lama berubah menuduh Ayub melakukan dosa yang tidak mau diakuinya.

Saya juga teringat kisah Yesus Kristus yang disalibkan karena menunjukkan, mengatakan kebenaran. Bukankah semua manusia mencari kebenaran, mencintai kebenaran? Tidak. Sama sekali, tidak.
Manusia berdosa tidak menyukai kebenaran, keadilan dan kekudusan, melainkan kebohongan, pengkhianatan dan kenajisan. Tidak mungkin manusia seperti ini menghasilkan hal-hal yang disukai Tuhan.
Kembali ke soal ketidakadilan, mengapa dialami oleh orang-orang yang baik? Karena dunia sudah jatuh ke dalam dosa. Karena manusia sudah cemar. 

Lalu, mengapa Tuhan membiarkan hal ini? Siapa bilang dibiarkan? Tuhan tidak bisa menyangkali diri-nya sebagai Sosok Mahaadil. Dia mengutus Yesus Kristus sebagai Penyelamat yang dipilih Tuhan.  Hanya lewat Yesus Kristus, manusia terbebas dari dosa sehingga mengingini sifat Tuhan yang adil. Yesus Kristus juga memberikan hidup yang kekal. Di dalam kehidupan kekal itu, Yesus Kristus menjadi Raja yang adil. Ketidakadilan di dunia digantikan keadilan selamanya bersama Kristus. Indah, bukan? 

Apakah kelihatannya seperti orang yang pasif, antipati, karena memiliki keyakinan di atas? Menurut saya, tidak. Ketika diperlakukan tidak adil, saya berdoa dan menghadap, bernegosiasi dengan pihak-pihak berwenang, agak mereka berlaku adil. Namun, jika saya tidak memperolehnya, saya tetap berbahagia karena janji keadilan dari Tuhan. 

Bagaimana dengan orang-orang yang melakukan ketidakadilan, apakah yang akan diterima? Tuhan itu adil, Ia menghukum orang-orang bersalah tanpa pandang bulu. Karena keadilan-Nya, Dia menciptakan neraka. Di sanalah nasib orang-orang yang melakukan ketidakadilan, jika tidak pernah selama hidup di dunia, mereka bertobat dan percaya kepada Kristus. 

Kamu diperlakukan tidak adil? Sabar, ya!  Ingat, Tuhan ada dan Dia adil. Selalu ada harapan di dalam Tuhan Yesus.

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...