Tuesday, October 25, 2011

Sebuah Notes Kecil

"Sebuah notes kecil", saran seorang penulis beken di Indonesia. "Sangat penting", katanya, "untuk menampung semua hal yang ingin kamu saksikan. Kamu adalah saksi, seorang saksi yang lahir di jamanmu. Taukah kamu, semua yang lihat, kamu dengar, kamu rasakan, kamu sentuh, semuanya, bisa menjadi informasi yang sangat penting bagi generasi sesudahmu?"


Ingatan yang diteruskan kepada keturunan pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya, dalam bentuk cerita atau pesan verbal, tidaklah cukup rinci. Justru rincianlah yang menjadikan suatu kesaksian masuk akal dan dapat diproyeksikan kembali seperti sebuah rekonstruksi ulang di penerima informasi.

Sebuah notes kecil, ditemani dengan pulpen dan pensil, akan menyimpan sebuah kesaksian lebih lama daripada masa hidup itu sendiri. "Orang Belanda paling rajin mencatat", lanjut si penulis beken itu. Mereka menguasai informasi masa lalunya Indonesia. Mereka lebih mengenal Indonesia dibandingkan rakyat Indonesia sendiri. Mungkin karena masa itu belum banyak orang Indonesia yang mampu baca-tulis. Atau mungkin juga, golongan terpelajar Indonesia tidak banyak yang punya notes kecil. Atau juga, mereka yang sudah punya notes kecil takut untuk bersaksi?

Ya, notes kecil, pulpen atau pensil, dan sebuah KEBERANIAN.

2 comments:

  1. yg terakhir gak pake modal IDR tuh, beda sama pulpen dll, yg terakhir kayaknya pake modal nekat. Mana yg tahun 2012??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, Marria, benar juga, jaman sekarang perlu pake modal IDR dan jaringan relasi (mungkin!). Karena saya butuh mengumpulkan modal keberanian ini, saya jadi menghasilkan sedikit tulisan tahun 2012, tetapi tahun 2013 saya mau menghasilkan lebih banyak lagi dan mudah-mudahan semakin meningkat juga dalam segi mutu. Terima kasih, Marria.

      Delete

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...