Wednesday, March 19, 2014

Musik Bagi Jiwa

Musik adalah suatu bentuk komunikasi antarjiwa. Nada adalah emosi; lirik adalah perkataan dari jiwa yang tidak kelihatan. Saat mendengarkan musik, jiwa membuka dirinya diisi ide dari jiwa baru. Jika cocok, berarti dua jiwa itu saling menyetujui suatu ide. 


Saya pikir semua orang suka musik. Industri musik akan selalu menjadi target teratas untuk mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya, selama ras manusia masih ada.

Saya penyuka musik. Aliran apa saja, yang penting enak didengar. Playlist lagu di komputer saya mirip seperti gado-gado, biarpun masih bisa dibagi dalam 2 kelompok besar. Lagu gereja dan lagu popular. Kalau lagu gereja kebanyakan musiknya berjenis pop, sedangkan lagu popular benar-benar mirip gado-gado, ada RnB, rock, pop, reggae, bossanova, jazz, klasik. Pilihan saya juga lintas jaman. Saya tidak bisa ‘didikte’ kalau soal pemilihan musik. Suka lagu jadul maupun yang sedang nge-trend sekarang. Kalau sudah mendengarkan musik, saya sudah tidak bisa diganggu, seperti malam ini J

Kalau sedang marah, lagu  jar of heart  dari Christina Perri bisa melampiaskan rasa ini. Kalau sedang patah hati, lagu pupus dari Dewa 19 terasa ‘meresap’ sekali ke dalam kalbu. Kalau sedang ingin merasakan nikmatnya pantai, saya suka sekali pantai, tidak ada lagu yang lebih bisa membawa saya ke sana selain lagu-lagu reggae Bob Marley. Kalau sedang ingin ‘digombali’, saya senang dengan lagu buku ini aku pinjam dari Iwan Fals. Yah, saya bisa memainkan beragam emosi lewat musik.

Musik popular menggiring seseorang hidup dalam keinginan daging. Bagaimana tidak? Tema-tema nge-trend seputar seks bebas, pemberontakan, depresi, patah hati, imajinasi liar dan sebagainya. Jika jiwa kita bisa menerima musik tersebut, berarti kita secara sadar, setuju dengan gaya hidup penuh keinginan daging, bahkan menganggap biasa.

Sebagai seorang yang telah dimerdekakan oleh Kristus, rasul Paulus mendorong agar hidup menurut Roh, artinya hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal dari Roh.
Roma 8:5

Pilihan untuk hidup menurut daging atau menurut Roh akan menentukan masa depan kita.

Karena keinginan daging adalah MAUT, tetapi keinginan Roh adalah HIDUP dan DAMAI SEJAHTERA.
Roma 8:6

Selanjutnya, tidak ada persamaan, tidak ada kesesuaian sama sekali, tidak ada kompromi untuk hidup dalam daging atau Roh. TIDAK MUNGKIN dapat terjadi.

Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang TIDAK MUNGKIN baginya. Mereka yang hidup dalam daging, TIDAK MUNGKIN berkenan kepada Allah.
Roma 8:7-8

Musik gereja versus musik dunia bukan cuma soal selera. Telinga saya masih mengakui musik dunia lebih unggul dari segi tampilan tetapi saya dengan yakin menyatakan bahwa musik gereja adalah yang terbaik bagi jiwa saya. Bagaimana dengan kamu?






No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...