Friday, August 22, 2014

Masak Enak

Beberapa waktu belakangan ini, saya terpacu untuk membuat masakan untuk makan sehari-hari, dengan terms and conditions sebagai berikut: tidak terlambat bangun (harus bangun jam 4 subuh, bukan hari Jumat, dan mood dalam keadaan baik, alias tidak malas). Saya cukup suka dengan hasil masakan saya selama ini, bisa dibilang cukup berhasil. Analisa saya karena jenis masakannya sederhana, bahannya sedikit dan cara masaknya sederhana. 

Karena saya juga yang makan masakan itu, jenis masakan meningkat menjadi gampang-gampang susah. Saya mulai lepas dari buku resep dan mengandalkan lidah serta insting memasak. Beberapa kali saya sukses membuat jenis masakan ini, semua termakan, tidak ada yang terbuang. Hingga hari ini, saya gagal membuat masakan yang menurut saya seharusnya mudah, capcay.

Kemarin sore, sepulang dari tempat kerja, saya sudah berencana untuk belanja bahan-bahan memasak hari ini. Setelah berganti pakaian dan menonton TV sebentar, saya pergi ke warung dekat kos yang menjual bahan makanan. Bukan warung besar, tetapi cukup lengkap. Saya beli sawi, wortel, chicken nugget, jamur dan tofu. Sesampai di kos, saya bersihkan bahan-bahan itu agar pagi ini lebih ringkas memasaknya.

Saat saya memotong tofu itu, bau anyir tercium, tetapi saya pikir, tofu kan memang berasal dari campuran putih telur. Pada saat digoreng, bunyinya seperti ledakan. Setelah matang, diangkat dan disimpan di dalam wadah, bau itu anyir itu tersamar. Bau itu melekat di tangan saya walaupun sore itu saya mandi. 

Pagi ini, tofu itu saya campur bersama sayuran lainnya. Saya sudah membayangkan ini akan menjadi masakan enak. Agak kebanyakan porsinya, tetapi saya yakin bisa menghabiskannya. Saya salah sangka. Biarpun bahan yang lain masih segar, tetapi bau anyir dari tofu menghilangkan selera saya untuk menyantapnya. Saya akhirnya yakin bahwa tofu itu sudah jelek dan membuangnya. 

Pengalaman mendapatkan bahan yang sudah tidak layak pakai bukanlah baru pertama kali saya alami. Beberapa hari yang lalu, karena kulkas di kos selalu penuh, saya memilih menyimpan telur di kamar. Saat saya ingin menggunakan telur itu, saat telur itu dipecahkan di wadah yang lain, saya melihat bagian kuning telur sudah pecah walaupun tidak berbau busuk. Saya memilih membuang telur itu dan mengganti dengan telur ayam kampung yang masih segar untuk dimasak. agi 

Kali ini, biarpun tanda-tanda ketidaksegaran bahan sudah jelas, saya ngeyel mempertahankan, membenarkan, menyimpan bahkan mencampurkan bahan itu sehingga merusak bahan-bahan lainnya yang segar. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, saat kita tahu (sadar) ada masalah, kita tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki, tetapi kita justru memilih ngeyel, membenarkan diri bahkan mempengaruhi orang lain untuk mengikuti cara pandang kita.

Dan, hasil akhirnya sudah dapat diprediksi. Dampak dari pembenaran diri ini merusak komunitas yang tadinya baik-baik saja.

Masak enak dimulai dari bahan yang benar!

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...