Thursday, August 7, 2014

Hirarki

Hati-hati dengan hirarki...

Begitu bos saya mengakhiri percakapan kami. Mata saya terpaku pada kata hirarki. Pikiran saya menggambarkan kata ini sebagai tangga, ada anak tangga yang di bawah, ada juga anak tangga yang di atas. Saya mengerti bos saya mengaitkan kata ini dengan jabatan di kantor. Tetapi kata ini seperti menggelitik di hati dan pikiran saya. Ada yang salah, nih!


Sampai di kos, saya masih memikirkan kata ini. Iseng, saya cari kata ini di internet. Inilah yang saya dapatkan: 
Hirarki (Bahasa Yunani: hierarchia (ἱεραρχία), dari hierarches, "pemimpin ritus suci, imam agung") adalah suatu susunan hal (objek, nama, nilai, kategori, dan sebagainya) di mana hal-hal tersebut dikemukakan sebagai berada di "atas," "bawah," atau "pada tingkat yang sama" dengan yang lainnya. Secara abstrak, sebuah hirarki adalah sebuah kumpulan yang disusun (diambil dari Wikipedia)

Kalau hirarki ada di dalam suatu komunitas, akan ada yang disebut bawahan dan atasan. Yang atasan memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada yang bawahan. Mengacu pada ilustrasi tangga tadi, tetap saja atasan dan bawahan itu sama-sama anak tangga. Untuk mencapai anak tangga teratas, tentu saja harus menapaki anak tangga terbawah dahulu.

Mengapa harus berhati-hati dengan hirarki?

Ini yang mengganggu saya. Hirarki dipandang sebagai pembedaan manusia. Atasan dihormati lebih sedangkan bawahan dianggap tidak penting. Yang kaya dipandang baik sementara yang miskin dicurigai karena yang pertama menduduki tangga teratas di hirarki sementara yang lainnya, di bawah sana, nyaris tak terlihat. 

Oh ya, saya belum menjawab pertanyaan mengapa tadi itu. Yah, karena (katanya) atasan mengemban tanggung jawab yang lebih besar sehingga wajib ditaati, dipatuhi. Jadi, buatlah para beliau di atas sana senang, (mungkin) supaya kalau ada kesalahan, mereka yang menanggung. Itu masih mungkin, loh! Kebanyakan sih, malah menyalahkan bawahan, mengomeli sampai memecat mereka.

Kita menjadi terlalu sadar dengan hirarki ini, kemanapun kita pergi, dimanapun kita berada. Kita harus 'mengenal' atasan, tidak boleh salah ketik nama maupun gelar, sedangkan merasa cukup memanggil 'mbak' atau 'mas' pada satpam di kantor tanpa perlu mengetahui nama mereka. 

Apa kata Alkitab tentang hirarki?

Ini dia ayat yang nyambung sekali, saya dapat saat melakukan doa pagi. Makanya, jangan lewatkan doa pagi, ya, biar kamu juga mendapat tuntunan tentang apapun yang sedang kamu hadapi. Iya, benar, apapun. Sebagai informasi, saya membaca Alkitab sesuai urutan, jadi merupakan suatu keberuntungan kalau ternyata cocok, dari Yakobus 2 "Jangan memandang muka", bacalah, kamu akan terperangah. 

Lalu dengan rekan kerja, saya mendapatkan ayat dari Kejadian 1:26-31 di Santapan Rohani Edisi Tahunan VIII yang memberi judul Manusia Unggul pada artikel 7 Agustus. Suatu keberuntungan, bukan kebetulan. 

Setiap orang istimewa...betapa berbedanya cara pandang kita terhadap orang lain, jika kita melihat mereka sebagai gambaran dari Sang Pencipta kita! Ras, suku, status sosial dan penghalang lain akan runtuh.

Dan begitulah pendapat Sang Pencipta, setiap orang ISTIMEWA. 






No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...