Saturday, March 19, 2016

Obrolan Malam

Biasanya, kalau hari gerah karena mau hujan tetapi tidak jadi, saya buka kedua daun jendela dan pintu kamar saya. Saat itu, saya sedang menonton tayangan politik di TV yang cukup menarik. Tiba-tiba teman kos masuk dan menonton tayangan itu bersama saya. Kami pun berbincang-bincang tentang tokoh yang sedang ditampilkan itu. 

Setelah tayangan itu selesai, teman saya masih saja berlama-lama di kamar saya. Percakapan bergulir ke kisah cinta segitiga teman saya itu, antara dia, pacarnya dan rekan sekerjanya. Dia punya rekan sekerja yang perhatian banget, sampai-sampai seisi kantor, bahkan bosnya menganggap mereka berpacaran. Berkali-kali teman kos saya ini meluruskan fakta tersebut. Jadi, dia membagikan kisahnya ke saya untuk mengetahui apa benar perkataan orang-orang di kantornya, bahwa sebenarnya rekan sekerjanya ini memang punya hati dengan dia. 

Jawaban saya, mendengar seluruh ceritanya, ya, memang rekan sekerjanya ini menaruh hati padanya. Dia bilang apa yang harus dilakukan karena tidak ingin menyakiti rekan sekerjanya ini. Di tengah-tengah kegalauannya, masih sempat ia memuji perawakan rekan sekerjanya ini yang ganteng juga perhatian sekali. Hmm, saya jadi curiga dengan dia.

Dia bertanya sekali lagi apa yang harus dilakukan. Saya tidak memberikan saran yang sama lagi. Saya ceritakan saja seorang teman di kantor saya juga pernah memiliki teman lelaki yang perhatian sekali dan selalu berada di dekat dia, padahal teman saya ini sudah punya kekasih serius. Belakangan, saya ceritakan bahwa saya melihat mereka renggang, bahkan cenderung acuh tak acuh. Mungkin, teman saya ini memberikan pernyataan tegas agar teman lelaki itu menjauh karena menghormati kekasihnya yang sebentar lagi akan dinikahinya.

Teman kos saya ini juga menambahkan dengan cerita salah satu teman kos lainnya yang punya cerita sama dengan teman kos saya ini. Singkat cerita, akhirnya, teman itu 'jadian' dengan teman lelaki yang perhatian dan suka menggodanya serta meninggalkan kekasihnya. Teman kos saya ini tidak ingin hal itu terjadi pada dirinya.

Saya memandang matanya, berusaha melihat ke dalam hatinya. Yah, saya memang tidak tahu apa yang ada di dalam hati teman kos ini. Akhirnya, saya berucap, "Apapun keputusanmu, kamu akan mengorbankan salah satunya, pilih saja: kekasihmu atau teman baikmu. Kamu harus terima jika teman baikmu itu marah, bahkan membencimu karena kamu memilih kekasihmu. Sebaliknya, kalau kamu pilih teman baikmu, kekasihmu akan kecewa, kemungkinan hubungan kalian akan rusak." Lalu, dia bertanya lagi harus bagaimana. Saya hanya menggelengkan kepala dan mengangkat bahu, "Pilih saja, konsekuensi akan mengikutimu."

Setelah beberapa saat, karena terlalu lama berbincang-bincang, kami jadi lupa mandi sore. Kami sama-sama mengakhiri dengan alasan mau mandi. Di dalam kamar mandi, saya berpikir. Kisah teman saya ini mirip dengan kisah hidup seorang Kristen yang lahir baru. Di satu sisi, ia sudah mengikatkan hati, menyerahkan hidup kepada Kristus. Di sisi lain, ada 'teman baik' yang selalu menemani, mengikuti kemanapun ia pergi, menggoda agar berpindah hati. "Teman baik" itu namanya dunia dan segala gemerlapnya. 

Seorang Kristen yang lahir baru tahu pilihan apa yang perlu diambil. Ia harus mengatakan, "Kamu harus tahu bahwa saya sudah punya Kekasih, jadi jangan ganggu saya lagi. Saya tidak akan pernah menyerahkan hatiku kepadamu." Ia akan dimusuhi, disakiti, dijauhi oleh dunia. Sebaliknya, jika memilih membiarkan "teman baik" ini terus menggodanya, bahkan membiarkan hatinya terpikat, maka ia meninggalkan perjanjian dengan Kekasihnya itu.

Jadi, perjalanan kisah cinta kita dengan Kekasih kita, Yesus Kristus, mengharuskan kita berkata, "Tidak!" untuk segala hal yang merusak hubungan kita dengan-Nya. 

Filipi 1:10
sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, 



No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...