Friday, March 1, 2013

Undangan untuk Menderita

Undangan merupakan suatu ajakan untuk melakukan sesuatu atau panggilan (supaya datang). Kalau kita diundang, ada perasaan-perasaan tertentu yang merajai hati kita, seperti senang karena keberadaan kita diingat, berharap mendapatkan kejutan, dan sebagainya. Perasaan-perasaan itu sah saja karena memang pihak pengundang akan melakukan segala hal yang perlu agar pihak yang diundang mau hadir. 

Di dalam Alkitab, Tuhan seringkali menyatakan undangannya kepada manusia. 
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
"Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku."
"Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada."
Namun ada satu undangan yang jarang diberitakan berulang-ulang dari mimbar, yaitu Undangan Untuk Menderita bagi Kristus. 

Undangan atau panggilan untuk menderita bagi Kristus dituliskan sebagai judul dari surat Paulus kepada muridnya Timotius. Surat Paulus di dalam 2 Timotius 2:1 -13 diawali dengan kata-kata..."jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus." Sungguh benar. Paulus mendahulukan undangan untuk menderita bagi Kristus dengan kata-kata pengingat bahwa kasih karunia dalam Kristus Yesus-lah yang memberikan kekuatan. Tidak dari sumber yang lainnya. Jadi, sebelum seseorang memperoleh kasih karunia itu, mustahil ia bersedia untuk mengiyakan undangan untuk menderita ini.

Terpikir di benak, di tengah dunia yang mencari kepuasan ini, adakah yang mau menerima undangan Kristus untuk menderita bagi Dia? Saya teringat kata-kata seorang ibu saat anaknya terbaring lemah di rumah sakit, "kalau bisa, biar saya saja yang terbaring di situ, daripada anak saya." Tentunya permintaan ini mustahil, namun karena kasihnya yang besar kepada si anak, keinginan untuk menderita ini keluar juga di dalam kata-kata. 

Ketika dua insan menikah, mereka akan diberi pertanyaan untuk memikirkan kembali konsekuensi dari hidup bersama di dalam pernikahan. "Maukah kalian selalu bersama baik dalam senang maupun dalam susah?" Dan sebagian besar akan mengatakan, ya. Walaupun pada kenyataannya banyak pernikahan yang kandas, tetapi pada awal pernikahan, dimana cinta kasih menggebu-gebu, ada kemauan untuk turut menderita bersama pasangannya. 

Ternyata undangan untuk menderita juga menjadi suatu pernyataan kasih yang tertinggi dan didasari hanya oleh kasih sayang.

Yah, Tuhan juga ingin kasih kita kepada Dia semakin dalam, selayaknya kekasih yang 'menuntut' agar hubungan berlanjut lebih dalam. Jika kita berkenan menerima undangannya untuk menderita bersama Dia, hubungan kita dengan Tuhan akan semakin kuat, tidak bisa digoncangkan oleh apapun juga. Dan seperti suami-isteri yang hidup bersama, maka dimana pun Dia berada, kita pun akan bersama-sama dengan Dia. 


"Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia" 
- 2 Timotius 2: 11"

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...