Wednesday, February 11, 2015

Februari di Bali: bagian 1

Kekhawatiran bos saya tidak terjadi. Selagi Jakarta diguyur hujan berlimpah-limpah, Bali kekeuh diguyur sinar matahari. Keputusan saya bersama 3 teman lainnya berlibur di Bali pada Februari ini sepertinya pilihan yang tidak salah. Kapan saja kami bisa datang ke pantai dan duduk-duduk di pinggir atau berenang menikmati ombak-ombak yang tidak begitu tinggi seperti biasanya di bulan itu. Jadi liburan kami tidak terganggu sama sekali karena cuaca. 

Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari perjalanan ini adalah SELALU RENCANAKAN PERJALANAN terutama bagi kalian yang sedang masuk dalam masalah paceklik keuangan. Kamu harus siap dengan seorang supir atau agen perjalanan yang terpercaya supaya banyak tempat-tempat wisata menarik yang bisa dikunjungi dalam sehari. Kamu bisa hubungi Ayu Tropika Travel di PIN BB 7CEE02CA, dan Ibu Ayu bakal mengurusi semua keinginan kamu, dari menyediakan supir, penginapan sampai paket-paket tur yang kamu mau dengan harga yang ramah di kantong dan sejuk di hati haha. Seriously!!! Oh ya, jangan lupa juga bawa kamera dan tongsis biar liburannya diabadikan dalam foto-foto seru.
Take Nothing But Pictures

Di posting kali ini, saya ingin bagikan tempat-tempat terbaik yang kami kunjungi.

Pantai Blue Point
Dari namanya, pasti sudah terbayang seperti apa tempatnya. Jalan menuju pantai itu curam banget dan di ujung hampir mencapai pantai, tangganya sudah tidak pakai pegangan. Di tengah-tengah dua batu besar, pasir pantai menuntun ke hamparan laut yang bening.

Tipe pasir di sini juga besar-besar butirannya. Sewaktu kami tiba, saya kaget lihat ada perempuan bule tertelungkup tanpa penutup dada dipijat oleh seorang perempuan Bali di pinggir pantai itu. Mungkin si bule merasa sudah kerasan sekali di situ, serasa di rumah dan orang yang lainnya ngontrak haha. Kami berenang pada kunjungan kedua. Tidak banyak orang lokal yang terlihat di lokasi itu. Terumbu karang berwarna hitam dan ditumbuhi lumut. Banyak bulu babi, kalau jeli bisa lihat ikan-ikan juga, jadi jangan lupa bawa kacamata renang dan snorkeling.





Pantai Pandawa
Jalanan menuju pantai ini sudah sangat bagus, di sisi tebingnya dibangun patung-patung para dewa dewi Hindu. Di tepi pantai banyak perahu kano untuk disewakan karena pantai ini mirip dengan kolam renang besar yang tidak berombak karena dikelilingi karang yang memecah ombak datang sebelum ke tepi pantai. Butiran pasirnya mirip dengan yang ada bule, ya gak cocok ke sini hihi. Sudah ada tempat bilasan yang pantas, berbeda dengan di Pantai Blue Point.
di Pantai Kuta tetapi jauh lebih bersih dan jernih. Tidak banyak turis mancanegara yang ada di tempat ini, jadi yang tujuannya tebar pesona ke para


Pantai Padang-padang
Yang ini, surganya para peselancar. Tidak cocok untuk berenang karena airnya kurang jernih juga ombaknya kencang. Sewaktu kami berkunjung ke sana, ada perempuan mengenakan baju pengantin, difoto. Apalagi kalau bukan untuk keperluan pre-wedding. Butiran pasirnya mirip di Pantai Kuta hanya sedikit lebih putih. Jalan masuk ke sana juga curam dan terjal tetapi masih ada dinding tebing untuk berpegangan. Sudah ada tempat bilasan yang pantas, tetapi kebersihannya kurang sehingga menebarkan bau yang tidak sedap.





Museum The Antonio Blanco Renaissance 
Through these portals pass the most beautiful people in Bali, begitu tulisan yang tertera di pintu masuk museum ini. Definisi cantik menurut Don Antonio itu bisa terlihat jelas dari karya-karyanya, sebagian besar, karya erotis. Jadi, yang gak kuat iman, mikirnya akan ngeres terus hehe. Kekuatan dari lukisannya adalah efek 3D, semakin jauh jarak kita melihat, semakin 'keluar' obyek lukisan itu. Oh ya, saya juga bisa foto dengan burung-burung hias yang ada di sana. Ada penjaga yang bantu nangkepin burung-burung itu dan taruh di tangan saya. Keseluruhan bangunan sangat indah, lantainya, patungnya, langit-langitnya. Buktikan sendiri, deh. Rumah awal Don Blanco ada juga di situ dan sekarang dipakai untuk studio lukis puteranya, Mario. Sudah ada disediakan cinderamata berupa lukisan-lukisan yang sudah direpro dan ditandatangani oleh Blanco serta puteranya. Kami dituntun melihat karya-karya Blanco oleh seorang pemuda Bali, namanya Wayan. Kesan saya dengan DikWayan ini (soalnya masih muda jadi dipanggil Dik) yang sudah bekerja 2 tahun di sana adalah te o pe be ge te. TOP BANGET. Masih banyak yang mau saya ceritakan tetapi saya kuatir jadi seorang spoiler. Baiklah, selamat berkunjung ke sana hehe.

Bird Park
Awalnya, saya mengira tempat ini akan membosankan, hanya melihat satu jenis binatang, burung. Tetapi saya salah. Tempat ini sungguh patut dikunjungi. Selain burung, kita juga melihat kumpulan reptil. Di beberapa titik dari tempat itu, kita bisa benar-benar dekat dengan alam, burung-burung dari berbagai daerah di dunia. Di situ juga ada teater yang menayangkan film-film 3D tentang kehidupan burung, ikan dalam versi kartun. Untuk reptil, yah mungkin karena mereka suka bersembunyi, kadang kami tidak melihat di kandangnya. Tak apalah, asal tidak tiba-tiba muncul di atas kepala kami ya hiiiiiiii.
Foto-foto dengan burung dan reptil??? Oh tentu bisa. Kamu bisa merasakan sebentar menjadi Steve Irwin, si pecinta binatang dari Australia yang terkenal itu haha. Kamu harus kepo untuk bisa menikmati tempat ini lebih lagi. Semua jalan disusuri, semua bangunan dimasuki, seperti yang teman saya, Niken, lakukan dan kami mengikuti dia. 


Bersambung....


No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...