Tuesday, April 28, 2015

Teladan

"Sayang sekali, teman saya itu mati dalam keadaan mengenaskan. Bukan hanya tubuhnya yang kacau wujudnya, tetapi juga karena teman saya itu tidak siap dengan kematian. Saya jadi berpikir, tidak adakah orang yang pernah mengatakan sesuatu kepada dia tentang kebenaran atau seseorang yang hadir di dalam hidupnya menjadi teladan?" 

Begitulah salah satu pembicara di gereja saya mengawali kotbah pagi itu. Saya jadi memikirkan kata-kata ini dan membandingkannya dengan pengalaman saya. Firman Tuhan memang sudah akrab di telinga saya sejak kecil, tetapi tanpa teladan orang-orang di sekitar saya, rasanya sulit juga untuk bertumbuh secara rohani. Yang paling menonjol adalah teladan dari orangtua dan pendeta saya. Mereka tidak hanya mengajari tetapi juga menghidupi Firman Tuhan yang sudah mereka terima. Jadi, saya meneladani (meniru) sikap mereka terhadap Firman Tuhan. 

Paulus menjadi teladan bagi Timotius, dan Timotius menjadi teladan bagi orang-orang percaya pada waktu itu. Tuhan Yesus menjadi teladan bagi para murid-Nya, dan para murid-Nya menjadi teladan bagi para murid yang lainnya. Begitu seterusnya hingga kini. Kekristenan ditandai dengan menjadi teladan satu sama lain. Tanpa teladan, Firman Tuhan hanya akan sampai di kepala, tanpa pernah menyentuh hati, tanpa pernah mengubahkan hidup.


Bagaimana menjadi teladan? Dimulai dari kata "teladan" sendiri, menurut KBBI, berarti sesuatu yang baik atau patut untuk dicontoh. Sesuatu-nya apa? Sikap, perkataan, pikiran? Ya, itu semua. Sikap, perkataan, pikiran yang baik atau patut untuk dicontoh. Semua nabi dan Tuhan Yesus sendiri memulai pelayanannya dengan ajaran "pertobatan". Yesus seringkali mengkritik sikap hidup yang penuh kesombongan, jauh dari Tuhan, tidak mengasihi sesama, dll. Dan, pertobatan inilah akan membuat seseorang mendapat berkat dari Tuhan. Jadi, bukan berkat dulu baru bertobat. 

Menjadi teladan berarti harus melakukan pertobatan, berkomitmen untuk hidup kudus dan mau dipimpin oleh Roh Tuhan. Tanpa itu semua, seseorang tidak mungkin menjadi teladan. Alkitab menjelaskan dengan gamblang bahwa segala perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia seperti kain kotor di hadapan Tuhan. Tidak ada yang benar yang bisa dilakukan manusia tanpa Tuhan. Tetapi, bersama Tuhan, manusia bisa menjadi sempurna. Maka, bukanlah perintah yang mustahil dilakukan, menjadi sempurna seperti Bapa di surga (Matius 5:48). 

Manusia butuh teladan untuk bertumbuh. Maukah kita menjadi teladan?

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...