Monday, April 6, 2015

Tuhan adalah TUHAN

Pagi ini, saya membaca Alkitab secara berurut lagi, sudah sampai pada pasal 12 kitab Kejadian. Seperti kita tahu, Kejadian adalah kitab sejarah, penuturannya naratif, dimulai dari kisah penciptaan dunia, kejatuhan manusia, pemusnahan lewat air bah, penyelamatan beberapa manusia untuk kemudian meneruskan sejarah, silsilah para penerus, para anak-anak Allah yang mengambil anak-anak manusia sebagai isteri, pembangunan menara Babel dan seterusnya.

Sampailah saya pada kisah Abram, nama pertama Abraham, bapa semua orang beriman. Sedikit biografi mengenai Abram: ayahnya bernama Terah dan ibunya tidak disebutkan namanya. Ia memiliki 3 saudara laki-laki Nahor dan Haran. Abram dan Nahor menikah. Nahor menikah dengan Milka, anak Haran (adiknya, paman menikahi keponakan?) Abram menikahi Sarai. Tuhan memanggil Abram untuk keluar dari rumah orangtuanya dan menjanjikan keturunan yang banyak.

Abram taat. Sarai dan Lot ikut pergi besertanya. Masalah timbul saat Abram tiba di Tanah Negeb. Ternyata ada kelaparan hebat. Abram tidak marah kepada Tuhan, ia mencari bantuan ke Mesir. Biarpun Abram taat dan seorang problem solver, Abram punya satu kelemahan yang menurut saya, gak banget. Abram punya isteri cantik sekali dan takut kalau-kalau Firaun akan mengingini isterinya dan membunuh dia, jadi dia minta agar isterinya mengaku sebagai adiknya. Hmm, suami macam apa itu? 

Benar saja, Firaun jatuh cinta pada Sarai dan saya yakin Sarai mengikuti saran suami, sehingga Firaun menjadikannya isteri. Pasangan yang sungguh aneh! Tetapi Tuhan mendatangkan tulah kepada Firaun sehingga ia mengembalikan Sarai kepada Abram. Sampai di sini, saya merenungkan sesuatu.

Saya teringat salah satu tokoh Alkitab terkemuka, Daud, juga melakukan dosa parah banget, mengambil isteri orang, suami perempuan itu dibunuh pula. Alkitab tidak menutup-nutupi kesalahan 'tokoh-tokoh terbaik' di dalamnya. Manusia tetaplah manusia, tidak luput dari kesalahan. Ada satu hal yang sama dari kedua tokoh ini dan tokoh-tokoh terbaik Alkitab lainnya, mereka adalah orang-orang yang taat. TAAT. 

Abram taat waktu dipanggil keluar ke negeri antah berantah dan Daud taat saat diingatkan soal dosa dan dijatuhi hukuman oleh Tuhan. Mereka tidak sempurna tetapi mereka taat. Mereka adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan dengan segenap hatinya, apapun yang Tuhan suruhkan kepada mereka. Apapun. 

Ada raja sempurna, Saul, yang Tuhan tolak sebagai raja karena dia punya cara sendiri untuk 'memodifikasi' perintah Tuhan. Saat nabi Samuel mengetahuinya, inilah jawaban yang diberikan. 

Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya mendengarkan (taat) lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan (tidak taat) adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.

Di dunia yang semakin bebas sekarang ini, seringkali kita merasa punya 'hak' untuk memilah-milah perintah-perintah Tuhan. Jika sulit dilakukan, sudahlah, tidak usah dilakukan. Lagipula, Tuhan mahapengampun. Itu  baru setengah kebenaran. Tuhan mahapengampun tetapi Dia adalah Tuhan. Perintah-Nya harus dipatuhi lebih daripada mematuhi perintah seorang presiden. Ya, Tuhan mahapengampun, jika di dalam ketaatan kita melakukan, kita melakukan kesalahan, Dia mengampuni. Seperti kepada Abram, Tuhan melindungi kehormatan Sarai sebagai isteri. Seperti kepada Daud, Tuhan melindungi nyawa Daud dari para musuhnya.

Tuhan adalah TUHAN. 

“Here stands God on the day of creation. He looks at stars and He says “all you stars move yourself to this place and start in this order and move in a circle and move exactly as I tell you, until I give you another word. Planets-pick yourself up and whirl, make this formation at my command, until I give you another word. He looks at mountains and says “be lifted up” and they obey him. He tells valleys “be cast down” and they obey him. He looks at the sea and says “you will come this far”, and the sea obeys. Then, he looks at you and says “come” and you go “no! Does that bother anyone?” - Paul Washer

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...