Wednesday, September 16, 2015

Bayar Denda

Salah satu pekerjaan saya di bagian sirkulasi perpustakaan adalah mengeluarkan surat peringatan keterlambatan pengembalian buku. Beberapa murid akan sangat menghargai pemberitahuan itu dan setelah menerimanya, mereka buru-buru menyelesaikannya. Segelintir yang kapok dan tidak mengulangi keterlambatannya dengan cara selalu mengecek tanggal pengembalian di selembar kertas kecil yang tertempel di setiap buku. Sayangnya, sebagian besar tetap saja mengulangi keterlambatannya hingga ada yang kesal dan memprotes sistem pemberian sangsi seperti ini. Padahal, hampir seluruh perpustakaan menerapkan sistem ini, tidak ada yang diubah. 

Beberapa minggu ini, Pak Pendeta sedang mengajarkan penginjilan dengan cara membagikan tautan video dari youtube. Di video tersebut, seseorang menanyakan kepada orang-orang yang ada di area publik mengenai 10 Perintah Allah yang tertulis di dalam hati mereka. Kalau ada yang belum tahu apa saja yang ada di dalam 10 Perintah Allah itu, berikut daftarnya:

1. Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku
2. Jangan membuat patung dalam rupa apapun untuk disembah
3. Jangan menyebut nama Allah dengan sembarangan
4. Kuduskanlah hari Sabat 
5. Hormatilah orangtuamu
6. Jangan membunuh
7. Jangan berzinah
8. Jangan mencuri
9. Jangan mengucapkan saksi dusta
10. Jangan menginginkan milik orang lain

Komentar orang-orang yang diwawancarai ini beragam, tetapi ada satu benang merah yang saya tangkap. Mereka merasa sebagai orang baik dan sepertinya (tidak yakin dengan jawabannya) pantas masuk surga. Namun, ketika ditanyakan apakah mereka sudah memenuhi hukum Tuhan, mereka akhirnya menjawab tidak. Banyak juga yang berkelit bahwa wajar saja dilakukan karena manusia tidak sempurna dan seharusnya Tuhan yang baik membebaskan mereka dari neraka. Karena dosa, manusia tidak mau kebenaran, tidak mau diatur, dan tidak suka dengan Tuhan yang memberikan aturan (hukum). Mereka mempertanyakan dan 'mendesak' Tuhan untuk mengubah aturan atau hukum-Nya dengan berbagai alasan. 

Namun, segelintir orang (persentasenya selalu jauh lebih sedikit karena Yesus menggambarkan bahwa jalan menuju kebenaran itu sempit dan hanya sedikit orang yang melewati) berterima kasih atas hukum Tuhan karena tanpa itu, betapa berantakannnya dunia. Manusia, terlepas dari hukum Tuhan, bisa berbuat lsama jahatnya dengan setan. Karena dosa lagi, keinginan baik untuk mengikuti hukum Tuhan hampir mustahil terwujud dalam perbuatan. Yesus Kristus datang untuk memberikan hati baru pada siapapun yang datang kepada-Nya. Keinginan dosa yang berasal dari hati berdosa dicabut lewat pengorbanan Kristus, membayar hutang (denda) dosa kita kepada Tuhan. Jadi, tidak hanya menyesali dosa, tetapi tidak melakukannya lagi dengan cara datang kepada Yesus yang memberikan hati baru dengan keinginannya yang baru.

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...