Monday, September 21, 2015

Lubang Kecil

Buah kesukaan saya, apel, sudah masuk ke dalam tas. Pasti nanti gue laper, apel bagus sekali untuk menahan lapar hingga waktu makan siang. Setibanya di kantor, saya letakkan apel itu di 'meja konsumsi' di ruang kaca sebelah dalam. Meskipun di bagian atas buah apel ini sedikit busuk, saya yakin sekali jika bagian busuk itu dikerat, saya masih bisa menikmati buah apel yang renyah dan kaya jus.

Pukul sembilan. Saya belum merasa lapar, tetapi mulut saya sudah ingin mengunyah. Saya melangkah ke ruang kaca itu dan mengerat bagian busuk apel. Di keratan pertama, saya melihat sisi yang masih tersisa juga sudah membusuk. Saya kerat lagi untuk kedua kalinya. Bagian yang terlihat mulus di luar, ternyata juga busuk. Akhirnya saya buang seluruh bagian apel itu.



Kejadian ini mengingatkan saya tentang dosa. Bukan kebetulan dan tidak serta merta, kebusukan menyeluruh itu terjadi. Awalnya, saya yakin buah ini baik karena saya membeli dari tempat terpercaya. Saya ingat saya lihat ada noda kecil di bagian atas itu, tetapi saya pikir tidak apa-apa. Sampai di kos, buah-buah apel itu langsung saya bersihkan dan letakkan di kamar. Saya membeli 3 buah apel. Apel pertama langsung saya makan malam itu juga. Apel kedua dan apel busuk tadi menunggu berhari-hari untuk dikonsumsi dan hanya saya letakkan di dalam kamar, bukannya di kulkas. Tanpa penanganan khusus, kebusukan kecil tersebut semakin masuk ke dalam daging buah apel, meskipun di bagian luar, terlihat hanya lubang kecil.

Dosa juga bekerja seperti itu. Dosa berawal dari sesuatu tindakan 'kecil' menentang kehendak Tuhan. Ketidaktaatan ini masuk ke dalam hati manusia, menjadi kebusukan yang pasti berkembang semakin mendalam dan melebar. Sulit bagi manusia berdosa untuk membenahi dirinya sendiri. Kalau sudah begini, hanya anugerah Tuhan saja yang memungkinkan segala sesuatu, menghilangkan kebusukan itu dengan menggantikan hati rusak dengan hati baru.

Bagaimana dengan manusia yang sudah hidup di dalam anugerah Tuhan? Ia masih bisa melakukan dosa. Dosa yang dibiasakan juga membawa kebusukan ke dalam hati yang baru. Jika tidak segera ditangani melalui permohonan ampun kepada Tuhan dan meninggalkan dosa itu, maka bisa jadi, tidak bisa diselamatkan lagi.

Bagaimana dengan kondisi hatimu sekarang?

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...