Tuesday, August 20, 2013

Kamu kasar...

To be honest, iya, kamu kasar...


Kalimat itu ditujukan kepada saya. Baiklah, saya memang sering merasa bebas sehingga terkesan kasar. Bagi saya, hidup itu bisa dibuat mudah juga bisa dibuat sulit. Dan yang paling menimbulkan banyak kesulitan di dalam hidup adalah hubungan. Seperti tadi saya bilang, keputusan ada pada kita, mau dibuat mudah atau sulit. Belum lama menjalin hubungan sudah ingin mengatur hidup orang lain atau lebih buruk lagi, membunuh karakter orang lain dengan menarik kesimpulan sekenanya berdasarkan beberapa kali pengalaman bersama.
Kembali ke masalah kasar tadi. Kalau saya bicara apa adanya, itu berarti saya kasar? Lalu, bagaimana dengan mereka yang bermanis-manis di depan, seperti tidak ada masalah, tetapi di belakang membicarakan perasaan tidak suka kepada orang lain yang tidak ada sangkut pautnya? Bagi saya, para pendendam alias mereka yang menyimpan kesalahan orang lain di dalam hatinya, merekalah orang-orang paling kasar sejagat raya. Bagi saya, lebih baik dikatakan terus terang atau simpan saja selamanya alias dianggap sudah selesai. Gitu aja kok repot!

Bagaimana dengan para pekerja kasar? Apakah mereka asal-asalan mengerjakan pekerjaan mereka? Penampilan mereka memang tidak bisa dibilang menarik dibanding para pekerja di kantor yang ber-AC dan selalu berpenampilan necis. Belum tentu dibalik penampilan yang rapi ada pikiran dan perasaan yang tertata baik. Malahan, banyak sikut sana sikut sini dengan cara-cara halus yang sebenarnya bersifat kasar. Merekalah yang pantas disebut pekerja kasar. 

Yesus Kristus semasa hidup di bumi juga dianggap kasar. Coba lihat perkataanNya di Matius 15:26 "Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Lalu diikuti dengan hardikan Yesus Kristus kepada Petrus, muridNya sebagai "iblis" juga semakin mengukuhkan 'sikap kasar'-Nya. Sebab itulah para ahli Taurat dan orang Farisi di jaman Yesus Kristus hidup mencari-cari kesempatan untuk membunuh Dia.

Tetapi benarkah Yesus Kristus kasar? Bagi saya, Dia itu sosok Pribadi paling lembut. Lihat, bagaimana Ia menyambut orang berdosa. Lihat, betapa khusuk Ia berdoa bagi umat manusia. Lihat, bagaimana Ia menyerahkan hidupNya untuk orang-orang durhaka. Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Demikianlah perkataan Yesus ketika Ia disalibkan. 

Jadi kasar atau tidak bukanlah dari tindakan tetapi apa yang keluar dari dalam hati, pancaran air kehidupan ataukah pancaran kematian. Bebaskanlah dirimu, tidak selalu orang yang berbicara manis itu lemah lembut tetapi juga tidak selalu orang yang berbicara lugas itu kasar. Lihat tujuan perkataan itu. Lihat pribadi orang itu. 

No comments:

Post a Comment

Surat untuk Berondongku

Berondongku yang ganteng dan menarik, Setiap hari saya menyalahkan perasaan ini. Setiap hari pula saya berusaha membenarkan perasaan ini, te...